Mengintip Menu Tradisional di Pernikahan Kahiyang (1)

Minggu, 05 November 2017 – 01:17 WIB
Presiden Joko Widodo mengadakan rapat persiapan pernikahan putrinya Kahiyang Ayu dengan Muhammad Bobby Afif Nasution bersama sejumlah panitia di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (29/10). Foto Biro Pers

jpnn.com, SOLO - Pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution tinggal hitungan hari.

Menurut rencana, Kahiyang dan Bobby akan naik pelaminan pada 8 November nanti.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Mantu, PROJO Gelar JAS MERIT

Layaknya pesta penikahan pada umumnya, keluarga Jokowi, sapaan karib Joko Widodo, juga menyediakan berbagai menu untuk para tamu.

Banyak makanan tradisional khas Indonesia yang bisa dinikmati para tamu undangan, baik dalam maupun luar negeri.

BACA JUGA: Cerita di Balik Pesanan 114 Kursi Rotan dari Keluarga Jokowi

Beberapa menu yang cukup asing di telinga kebanyakan orang juga kembali muncul ke permukaan. Salah satunya adalah cabuk rambak.

Secara tidak langsung, Jokowi sudah meng-endorse kuliner nusantara yang terkenal maknyus.

BACA JUGA: Ruben Onsu Dapat Undangan Pernikahan Kahiyang

 

Berikut ini beberapa menu yang akan disajikan pada pernikahan Kahiyang dan Bobby:

1.       Tengkleng

Tengkleng adalah sejenis sup dengan bahan utama daging, jeroan, dan tulang kambing.

Semua bahan itu dicampur dengan bumbu sehingga menghasilkan menu yang bikin lidah bergoyang.

Daging nan empuk dan kuah yang yummy sangat pas disantap dengan nasi hangat.

Tengkleng hampir mirip dengan gulai kambing. Namun, kuah tengkleng lebih encer dan sedikit.

Makanan ini sangat populer di Solo. Anda yang sedang pelesiran ke Solo wajib memasukkan tengkleng dalam daftar menu yang harus dicoba.

Anda bisa menuju beberapa warung yang selama ini sudah terkenal memiliki menu tengkleng nan lezat.

Salah satunya adalah kedai milik Bu Pon yang tidak jauh dari Pusat Grosir Solo.

Ada juga warung milik Bu Edi yang berada di Pasar Klewer. Jokowi juga pernah menyantap tengkleng di tempat itu.

 

2.       Sate kere

Inilah sate khas Solo yang sangat terkenal. Pada zaman dulu, sate kere dibuat dari ampas tahu alias gembus.

Mengapa ada kata kere? Dalam bahasa Jawa, kere berarti miskin. Sate ini merupakan simbol perlawanan kalangan bawah terhadap budaya feodal yang sangat kental pada zaman dulu.

Seiring berjalannya waktu, sate kere dimodifikasi sehingga memiliki cita rasa dan meninggalkan kesan makanan khusus rakyat kalangan bawah.

Kini, penjual sate kere juga menambah paket dengan sate daging dan jeroan sapi. Keluarga Jokowi memesan sate kere di warung milik Yu Ngatmi di kawasan Kepatihan Kulon, Jebres.

Selain menjual sate kere, Yu Ngatmi juga menyediakan menu lain seperti kikil, iso, dan babat.

Sate kere juga bisa dijumpai di warung Yu Rebi di Jalan Kebangkitan Nasional. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Iriana Hanya Lempar Senyum Buat Wartawan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler