Menurut Yance -begitu dia akrab disapa- saat ini dirinya mencalonkan menjadi gubernur Jawa Barat, tentu dirinya ingin membangun Jawa Barat secara keseluruhan, bukan hanya untuk Cirebon.
“Kalau saya memperjuangankan Provinsi Cirebon, untuk apa saya nyalon jadi gubernur Jawa Barat? Saya ini berjuang untuk Jawa Barat,” tegasnya, seperti diberitakan Radar Cirebon (Grup JPNN).
Pernyataan Yance menanggapi Bupati Cirebon Drs H Dedi Supardi MM. Menurut bupati yang gagal mendapat rekomendasi dari DPP PDIP untuk maju pilgub Jabar itu, masyarakat Ciayumajakuning sangat setuju dengan rencana berdirinya Provinsi Cirebon.
Bukti dari persetujuan itu, lanjut suami Ny Heviayana ini, dengan sejumlah persetujuan yang dibuat DPRD, seperti Kabupaten Cirebon, DPRD Kota Cirebon, DPRD Kabupaten Kuningan, DPRD Kabupaten Indramayu dan menyusul DPRD Kabupaten Majalengka yang merupakan representasi masyarakat di wilayahnya masing-masing. “DPRD se-Ciayumajakuning setuju kok. Begitu juga dengan bupati dan wali kotanya,” katanya.
Dengan sudah disetujuinya pembentukan Provinsi Cirebon oleh masing-masing pimpinan daerah, kata Dedi, menandakan bahwa Provinsi Cirebon lebih realistis dan prospektif jika dibandingkan dengan Provinsi Banten, yang notabene adik dari wilayah Cirebon, tapi terlebih dahulu menjadi provinsi.
Wilayah Ciayumajakuning khususnya Kabupaten dan Kota Cirebon, menurut bupati yang sudah dua kali menjabat itu, memiliki potensi yang lebih besar, baik dari segi infranstruktur penunjang, sumber daya manusia dan sumber daya alamnya.
“Penduduk sudah hampir 9 juta orang, pelabuhan sudah ada sebagai pintu gerbang perdagangan, bandara pun sudah siap dibangun, potensi alam melimpah. Tinggal kita mengelolanya dengan baik,” imbuhnya.
Pihaknya menginginkan agar target pembentukan Provinsi Cirebon sesegera mungkin. Dedi sangat yakin kalau Kabupaten Majalengka akan segera menyusul siap gabung ke calon Provinsi Cirebon, mengingat secara historis punya keterikatan yang kuat dengan keempat wilayah lainnya di Ciayumajakuning. “Kita lebih potensial,” ucapnya.
Ketika melakukan kunjungan ke sejumlah daerah di Jawa Barat beberapa waktu lalu, khususnya jalur menuju ibu kota Provinsi Jawa Barat Bandung, Dedi melihat ada ketimpangan pembangunan di wilayah Jawa Barat.
Dari segi infrastruktur jalan saja, bisa dilihat di jalan Cirebon-Bandung hancur, jalan yang ada di Pantura (Cirebon-Bekasi) juga sama. Tapi, apabila melihat jalan-jalan di Bogor, Cianjur dan lainnya sangat bagus-bagus.
“Ini menandakan ada ketidakseimbangan pembangunan di Jawa Barat, terutama antara Pantura dan Priangan. Ini yang menjadi motivasi saya bahwa Provinsi Cirebon harus dibentuk sesegera mungkin,” ungkapnya.
Dedi juga membantah munculnya wacana ini, karena kecewa atas tidak dapatnya rekomendasi pencalonan Gubernur Jawa Barat. Tapi, memang benar-benar keinginan yang sudah lama. Hal ini dibuktikan dengan sebelum mencalonkan gubernur, pihaknya sudah mendukung P3C. “Saya gagal jadi calon gubernur karena diisukan yang tidak-tidak, sehingga menimbulkan opini yang negatif. Politik itu harus santun,” terangnya.
Saat disinggung mengenai peluang terbentuknya kabupaten baru (Kabupaten Cirebon Timur), jika memang Kabupaten Majalengka tidak ikut mendukung pembentukan Provinsi Cirebon, pihaknya tidak terlalu berharap banyak. “Kita usahakan yang sudah ada dulu,” ucapnya. (jun/den/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kurangi Beban Pantura, Jembatan Juwana Harus Digesa
Redaktur : Tim Redaksi