Menguji Kejeniusan Arsene Wenger

Rabu, 13 Maret 2013 – 05:50 WIB
IBARAT telur di ujung tanduk. Peribahasa itu tepat untuk menggambarkan posisi Arsenal di pentas Liga Champions musim 2012/2013.

Klub asal kota London itu harus menang dengan selisih tiga gol dari Bayern Munich untuk melaju ke perempat final Liga Champions. Sekarang, semua harapan bertumpu kepada Arsene Wenger, pelatih Arsenal yang dijuluki "Sang Profesor". Kejeniusan Wenger akan diuji di Stadion Allianz Arena dinihari WIB nanti.

Tak perlu diragukan lagi, Wenger adalah otak dari kebangkitan Arsenal. Sejak menangani klub pada 1996, Wenger berhasil mengubah status Arsenal dari tim medioker menjadi tim papan atas di Premier League.

Ia memang belum pernah membawa timnya meraih trofi Liga Champions. Prestasi terbaiknya di Eropa hanya mengantarkan Arsenal ke final musim 2005/2006. Tapi itu tidak mengurangi pengakuan kepada Wenger sebagai salah satu jenius sepak bola.

Kini kejeniusan itu akan diuji oleh tuan rumah Bayern Munich. Situasinya semakin sulit bagi Wenger karena ia terancam tidak bisa menurunkan Bacary Sagna dan Jack Wilshere yang masih dalam proses pemulihan. Keadaan itu menuntut Wenger melakukan terobosan kreatif. Media di Inggris memprediksi pelatih asal Prancis itu akan memainkan skema 4-4-2 atau 4-2-1-3.

Skema 4-4-2 cenderung menggambarkan permainan yang mengutamakan keseimbangan antara lini belakang dan lini depan. Dalam skema ini, Wenger bisa menempatkan Theo Walcott, Mikel Arteta, Aaron Ramsey dan Santi Cazorla di lini tengah untuk mengatur keseimbangan tim. Dan menurunkan duet Lukas Podolski berpasangan dengan Oliver Giroud.

Risikonya, formasi 4-4-2 kurang bisa diandalkan untuk mencetak gol cepat. Padahal, Arsenal butuh gol cepat agar bisa tampil lebih percaya diri. Gol cepat juga dibutuhkan untuk mengejar defisit dua gol pada leg pertama. Jika sukses mencetak gol pada 10 menit di awal laga, praktis Arsenal bisa lebih fokus untuk untuk mencetak gol kedua seraya tidak membiarkan tim tamu mencetak gol balasan. Tapi, sekali lagi, skema 4-4-2 merupakan skema yang sulit menghasilkan gol cepat. Apalagi menghadapi tim sekelas Munich.

Alternatifnya adalah formasi 4-2-1-3. Formasi yang sangat ofensif dengan menempatkan tiga penyerang sekaligus. Peluang mencetak gol cepat akan terbuka lebar. Sayang, formasi itu juga tidak lepas dari resiko. Resikonya adalah kegagalan Arsenal menguasai lapangan tengah. Lini belakang juga menjadi sangat rentan ditembus para pemain Munich.

Entah bagaimana Wenger menyiasati situasi pelik tersebut. Yang pasti, semua harapan fans Arsenal bertumpu pada kejeniusan Wenger. Tanpa Wilshere dan Sagna, fans berharap Wenger tetap bisa menyelamatkan timnya di Liga Champions. Atau, minimal Arsenal tidak mengalami kekalahan kedua kalinya dari Munich dalam leg kedua nanti. Sehingga bisa kembali ke London dengan kepala tegak. (ish)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Barcelona Lolos ke Perempat Final

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler