Mengultimatum Jokowi, BEM SI Disebut Pahlawan Kesiangan

Senin, 27 September 2021 – 17:23 WIB
Ratusan massa dari BEM SI yang mengelar unjuk rasa di depan gedung KPK, setelah ultimatum yang diberikan kepada Presiden Jokowi tidak digubris, Senin (27/9). Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan Safarianshah Zulkarnaen menjelaskan alasannya menyebut Badan Eksekutif Mahasiwa Seluruh Indonesia (BEM SI) sebagai pahlawan kesiangan.

"BEM SI adalah aliansi mahasiswa yang serba terlambat menyikapi keadaan, termasuk TWK KPK, mereka pahlawan kesiangan," kata Safa kepada JPNN.com, Senin (27/9).

BACA JUGA: Jokowi Tak Gubris Ultimatum BEM SI, Ratusan Mahasiswa Demo di KPK

Safa menilai gerakan BEM SI ini bisa dimaknai masyarakat sebagai keterlambatan dan kegagalan mahasiswa dalam merespons keadaan.

"Terlebih, pola gerakannya tidak kreatif dan serampangan. Mengirim ultimatum kepada Presiden Jokowi dan bila tidak terpenuhi akan melakukan demonstrasi yang kita lihat sekarang di Gedung KPK," tutur mantan Presiden BEM Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta itu.

BACA JUGA: Terekam CCTV Rumah Sakit, 2 Mahasiswa tak Bisa Mengelak Lagi, Astaga!

Dia juga menyebut BEM SI salah alamat karena melakukan demonstrasi di gedung KPK, bukan di Istana Negara.

"BEM SI pahlawan kesiangan sedang salah alamat dan mempertontonkan bahwa ketulusan gerakan mereka tak seiring dengan semangat kemahasiswaan yang tajam dengan kajian dan perjuangan gerakan yang tepat sasaran," ucap Safa.

BACA JUGA: Usai Membunuh Gadis Cantik Ini, Rendy Sempat Beri Hadiah kepada Ibunya

Penulis buku berjudul 'Memuji Jokowi' itu bahkan menyebutkan BEM SI bisa demonstrasi di Istana Negara tetapi akan ada kemungkinan aksi tersebut berakhir tanpa solusi.

"Hal ini akan menjadi tontonan berulang setiap kali ada isu apa pun yang ada keterlibatan gerakan BEM SI. Ultimatum, demo, dan genit dengan penguasa," ujar Safa.

Dia mengatakan mahasiswa sering mengaku memperjuangkan kebebasan berpendapat tetapi lupa dengan sejarah kritisisme yang harus dilandasi kejujuran dan keberanian, bukan pura-pura atau keterlambatan.

"Pahlawan kesiangan yang diperankan BEM SI hanya menjadi catatan buruk bagi kisah perjuangan mahasiswa," pungkas Safa.

BEM SI memberikan ultimatum kepada Presiden Joko Widodo untuk membatalkan hasil tes wawasan kebangsaan (TWK) dan mengangkat kembali Novel Baswedan Cs sebagai pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hari ini, BEM SI mendatangi Gedung Merah Putih untuk melakukan aksi demonstrasi karena Presiden Jokowi tidak menindaklanjuti ultimatum mereka. (mcr9/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... BEM SI Geruduk Gedung KPK, Firli Bahuri Ada di Mana?


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler