100 tahun yang lalu Australia mendefinisikan dirinya sebagai negara bagi warga kulit putih. Kebijakan Australia Putih pada akhir abad 19 dan awal abad 20 dirancang untuk memperkuat citra tersebut dan membatasi migrasi hanya bagi orang Eropa saja.

Tapi kenyataannya sangat berbeda. Ribuan orang China, Jepang, India dan Suriah semua menyebut Australia sebagai rumah di bawah Kebijakan Australia Putih.

BACA JUGA: Tampil di Iklan Kampanye Tolak Pernikahan Sejenis, Dokter Ini Dipetisikan

Banyak yang lahir di Australia atau pernah mengoperasikan bisnis, membeli properti dan membangun keluarga di sini.

Meskipun begitu, orang Australia yang dianggap 'non-kulit putih' harus tunduk pada bentuk kontrol dan dokumentasi yang tidak harus dipikul oleh sesama warga Australia yang berkulit putih.

BACA JUGA: Persediaan Darah O Negatif di Australia Cuma Satu Hari

Sebuah proyek baru meminta anggota masyarakat untuk membantu menyisir catatan arsip tersebut untuk mengetahui lebih banyak tentang kehidupan mereka pada era tersebut. Kisah di balik arsip pemerintah Dokumentasi untuk William Perera yang membolehkan dia kembali ke Australia tanpa harus melakukan tes dikte pada tahun 1915.

Supplied: Museum of Australian Democracy

BACA JUGA: RPH di Australia Sibuk Kirim Daging Kurban ke Luar Negeri

Sejarawan Kate Bagnall berharap proyek ini dapat membantu penelitiannya tentang warisan budaya China.

Dia mengatakan bahwa penting untuk menyadari kalau warga negara Australia yang berasal dari keturunan warga non-Eropa juga terdampak oleh Kebijakan Australia Putih.

"Kita sering  beranggapan kalau Kebijakan Australia Putih itu untuk mencegah para pendatang [non kulit putih] dari Australia. Namun kenyataannya kebijakan ini memiliki implikasi nyata bagi warga Australia dengan latar belakang Asia dan Timur Tengah,” paparnya.

"Jika Anda orang Australia Tionghoa - bahkan jika Anda lahir di Australia dan oleh karena itu otomatis menyandang status warga Inggris sejak lahir - karena Undang-Undang Pembatasan Imigrasi, Anda masih harus mengajukan surat-surat yang memungkinkan Anda dapat kembali ke Australia tanpa diminta untuk duduk menjalani tes pendiktean," katanya.

Banyak orang yang dipaksa menjalani pembuktian identitas mereka melalui dokumen-dokumen ini yang diperlukan bagi mereka yang  sering bepergian.

Mengunjungi keluarga adalah alasan umum untuk melakukan perjalanan, tapi begitu juga berbisnis.

Banyak orang Tionghoa China yang mapan menjalankan bisnis multinasional, dan perlu pergi ke luar negeri untuk mengelolanya.

Tapi sebelum bepergian, orang Australia non-kulit putih harus mendapatkan dokumen khusus.

Tanpa dokumen itu, mereka bisa ditolak masuk kembali - bahkan jika mereka lahir di Australia atau telah dinaturalisasi.

Mendapatkan sertifikat ini berarti mereka harus  mengunjungi kantor bea cukai, terkadang dengan membawa surat referensi atau laporan polisi yang menunjukan kalau mereka berperilaku baik.

Foto dan handprint diambil sebagai bentuk identifikasi, serta deskripsi tertulis tentang penampilan mereka.Kehidupan warga di era Australia Putih

Semua dokumen tertulis yang dihasilkan di bawah naungan Kebijakan Australia Putih adalah sumber informasi yang kaya bagi sejarawan.

Tugas mereka sekarang adalah mendekripsikan  dan menganalisanya. Sertifikat yang membebaskan anak-anak bernama Pauline Ah Hee dan William Sun Johnson dari tes bahasa Inggris berdasarkan Kebijakan Australia Putih pada tahun 1906 dan 1907.

Supplied: Museum of Australian Democracy

Penyelenggara proyek Tim Sherratt telah membangun sebuah situs di internet untuk melakukan hal itu, dan telah meminta orang-orang dari seluruh Australia untuk membantu proyek ini.

"Informasi itu sendiri semacam terkurung di dalam gambar-gambar itu, jadi proyek kami adalah untuk mengisahkan dokumen-dokumen itu," katanya.

Setelah semua dokumen tulisan tangan ditranskrip, lebih banyak pola dan informasi dapat ditemukan.

"Untuk mengambil gambar tersebut dan mengubahnya menjadi kumpulan data untuk menjadi semacam eksplorasi dan penemuan baru," kata Sherratt.

Anggota masyarakat telah diminta untuk datang dan membantu akhir pekan depan di Gedung Parlemen Lama.

Ada juga situs web bagi mereka yang lebih memilih untuk menuliskan kisah mereka dengan nyaman dari rumah.

Akan ada serangkaian pembicara pada acara di Gedung Parlemen Lama sehingga sejarawan amatir dan detektif data dapat memperoleh gambaran bagaimana Kebijakan Australia Putih mempengaruhi ribuan kehidupan biasa.

Diterjemahkan pada 4/9/2017 oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris di sini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Melbourne Terapkan Larangan Parkir di Jalan Sibuk

Berita Terkait