Mengurai Penyebab Tingginya Harga Tiket Pesawat di Indonesia

Sabtu, 14 September 2024 – 11:47 WIB
Focus Group Discussion (FGD) soal kenaikan harga tiket pesawat yang digelar Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG). Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Tingginya harga tiket pesawat seringkali menjadi keluhan di kalangan masyarakat, terutama saat permintaan perjalanan meningkat.

Keluhan tersebut mendorong Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada 12 September 2024.

BACA JUGA: Japan Travel Fair 2024, Hadirkan Banyak Promo Tiket Pesawat & Paket Wisata ke Jepang

"Diskusi ini bertujuan untuk memahami lebih dalam faktor-faktor yang menyebabkan harga tiket pesawat di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain, terutama di kawasan ASEAN," kata Widya Lesmanawati Habibie, Direktur Eksekutif HIPPG dalam keterangannya, Sabtu (14/9).

Dalam diskusi tersebut, Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Budi Sutanto menjelaskan, pemahaman tentang istilah “mahal” perlu disesuaikan dengan definisi yang tepat.

BACA JUGA: Dirut Garuda Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik, Cek nih Rutenya

"Harga tiket dikatakan mahal jika melebihi tarif batas atas yang ditetapkan pemerintah. Struktur harga tiket pesawat di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari pajak hingga biaya operasional penerbangan," tuturnya.

Menurut Elli Setyowati dari Kementerian Perhubungan, harga tiket di Indonesia dibebani beberapa jenis pajak yang tidak terdapat di negara ASEAN lainnya.

BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Naik? Dirut Garuda: Itu Gosip!

"Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada harga avtur dan pembelian tiket menambah beban bagi konsumen," jelas Elli.

Selain itu, Passanger Service Charge (PSC) yang dipungut oleh pengelola bandara juga dinilai lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga, menambah mahalnya tiket pesawat di Indonesia.

Lebih lanjut, diskusi tersebut juga menyoroti bea masuk yang tinggi untuk suku cadang pesawat, serta regulasi yang kurang efisien dalam menghitung harga tiket, yang hanya berdasarkan jarak tempuh tanpa mempertimbangkan waktu penerbangan.

Faktor-faktor ini menyebabkan biaya operasional maskapai meningkat, yang akhirnya dibebankan kepada penumpang dalam bentuk harga tiket yang lebih tinggi.

Sebagai tindak lanjut dari diskusi tersebut, HIPPG berencana menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah untuk meninjau kebijakan terkait harga tiket pesawat.

Dengan adanya reformasi kebijakan dan perencanaan jangka panjang yang didasarkan pada data, industri penerbangan di Indonesia diharapkan dapat menjadi lebih efisien dan terjangkau bagi masyarakat luas. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler