Menhan Kukuh Belanja Tank Leopard

Selasa, 17 Januari 2012 – 05:05 WIB
Tank Leopard. Foto : militaryphotos.net

JAKARTA - Meski tak mendapat suara bulat dari Komisi 1 (Bidang Pertahanan) DPR, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tetap optimistis rencana pembelian tank Leopard dari Belanda bakal mulus. Purnomo menilai adanya pro kontra wajar.
   
"Kami justru senang kalau mendapat masukan dan evaluasi. Kami ucapkan terima kasih," kata Purnomo usai rapat pimpinan Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI di kantornya, Senin (16/01).
     
Sebelumnya, dalam berbagai eksempatan bicara di media, beberapa pimpinan Komisi 1 DPR seperti TB Hasanudin dan Mahfudz Sidik sudah menolak rencana ini. Namun menurut Purnomo itu belum final.

"Yang resmi nanti dalam rapat kerja. Kita belum secara formal membahas ini dengan DPR," katanya. Rencana pembelian tank Leopard sudah melalui proses yang cukup panjang, yang didahului dengan proses penelitian dan pengembangan (litbang). "Jadi, ini tidak tiba-tiba ada," katanya.
     
Kementerian Pertahanan memiliki anggaran sebesar Rp 150 triliun dalam lima tahun. Dana itu di antaranya untuk membeli peralatan militer guna memperbaiki alat utama sistem pertahanan (Alutsista). "Sebanyak Rp 50 triliun dana on top untuk percepatan Minimum Essential Force  Rp55 triliun untuk alutsista, dan Rp 45 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan," jelasnya.

Wamenhan Syafrie Syamsuddin menambahkan, rencana pembelian tank Leopard telah melalui pengkajian teknis dan taktis di tingkat Markas Besar Angkatan di Kementerian Pertahanan."Saat ini sedang diadakan pengkajian oleh pihak Komisi 1, sehingga kita menunggu hasil pengkajian secara institusi, bukan secara individu dari masing-masing anggota parlemen," kata Sjafrie.
     
Di Belanda, rencana pembelian tank Leopard ini telah ditolak oleh parlemen setempat. Mereka menilai Indonesia masih melakukan berbagai pelanggaran HAM. Belanda tak mau tank-tank itu dipakai untuk pelanggaran HAM. Di dalam negeri, beberapa anggota Komisi I DPR tegas-tegas menolak rencana itu. DPR menilai spesifikasi tank Leopard tak cocok dengan kondisi medan Indonesia. Tank Leopard yang berbobot sekitar 60 ton dianggap tak bisa beroperasi dengan medan tempur Indonesia yang berhutan tropis.

Namun hal itu dibantah oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Pramono Edi Wibowo. "Justru kita pilih Leoprad karena kualitasnya paling bagus di kelasnya," kata adik ipar presiden SBY ini.

Pramono menjelaskan, negara-negara tetangga sudah mempunyai tank kelas berat. "Kita kelas medium saja tidak punya," kata mantan Danjen Kopassus ini.

Tank Leopard mampu beroperasi dalam gelar medan berat dan dipakai oleh negara-negara maju seperti Singapura, Kanada dan hampir semua negara di Eropa. "Untuk ukuran tank kelas berat ini termasuk paling hebat. Kita beruntung karena Belanda memang berencana mengurangi sebagian tanknya dan ditawarkan pada kita," katanya.(rdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nazar Ingin Bentengi Istri dari Kasus Korupsi PLTS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler