Menhub Takjub Lihat Pesawat Karya Anak Bangsa

Rabu, 17 Januari 2018 – 03:42 WIB
Menhub Budi Karya saat mengunjungi PT Dirgantara Indonesia. Foto: Ist

jpnn.com, BANDUNG - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk meninjau pembuatan pesawat

N219 Nurtanio yang sampai saat ini sudah melakukan 13 (tiga belas) kali uji terbang dengan total waktu 16 (enam belas) jam.

BACA JUGA: Kemenhub Bakal Sering Lakukan Rampcheck di Bandara Papua


Menhub mengatakan kunjungannya ke PT DI untuk melihat produksi berbagai jenis pesawat karya anak bangsa, diantaranya pesawat NC 212i, CN 235, CN 295, Helikopter EC 725 Couger bekerjasama dengan Airbus Helicopter, N129 Nurtanio dan masih banyak yang lainnya.

"Saya diliputi rasa senang, bangga dan surprise satu produk anak bangsa dilahirkan dan sudah mendapat respon baik secara internasional dalam segi pemasarannya," kata Menhub Budi Karya di Assembly Line N219, Hanggar PTDI, Pastur, Bandung (16/1).

BACA JUGA: Kemenhub Optimalkan Kinerja Jembatan Timbang

Menurutnya, persiapan ini dilakukan secara cermat dan hati-hati. Dan pesawat prototype ini adalah pesawat handal ekonomis dan pasti memiliki daya jual yang baik sesuai kebutuhan pasar.

"Banyak hal yang sudah diselesaikan tinggal beberapa item. Kemenhub juga akan memastikan produk ini adalah produk unggulan yang membanggakan bangsa Indonesia," tegasnya.

BACA JUGA: Sepanjang 2017, Kemenhub Capai Realisasi Anggaran 86 Persen

Menhub meminta capaian ini harus terus ditingkatkan, agar PT DI bisa bersaing dengan industri pesawat internasional. "Indonesia pasti bisa, saya percaya anak bangsa bisa melakukannya," ujarnya.

Kebanggan Menhub semakin jadi ketika pesawat ini dipesan oleh negara-negara luar seperti Mexsiko, Turki, China berniat untuk melakukan pembelian, tapi Budi Karya menyarankan sharing profit.

"Karena itu memiliki kebanggan bersama dan kita memperluas market share dan pemasaran. Kita memiliki hubungan baik dengan negara itu,kita tidak bisa menunggu lama. Bulan depan sudah ada air show dan tercatat ada pembelian dari dalam dan luar negeri saya pikir itu harus jadi momentum bahwa pesawat ini pantas untuk bersaing di kancah internasional," ujarnya.

Sementara Dirut PTDI, Alfien Goentoro mengatakan pihaknya akan terus menyelesaikan flight test ini hingga akhir 2018 agar mencapai 350 jam terbang.


"Tapi tidak hanya dengan satu product development, karena akan ada di akhir bulan Februari, satu product development untuk mendampingi supaya memenuhi menjadi 350 jam terbang”, kata Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro.

PTDI bersama Kementerian Perhubungan berupaya untuk mempercepat proses sertifikasi dengan cara purwarupa pesawat pertama dan kedua N219 Nurtanio akan menjalani serangkaian tes yang berbeda.


“Untuk mengejar target jam terbang, kami menggunakan dua pesawat yang kemudian bisa mempercepat proses sertifikasi, yang dimana kedua pesawat ini memiliki misinya masing-masing”, kata Chief Engineering N219 Nurtanio, Palmana Banandhi.

Purwarupa pesawat pertama N219 Nurtanio akan menjalani serangkaian pengujian yakni menyelesaikan pengujian performance dan structure test, sedangkan purwarupa pesawat kedua N219 Nurtanio akan digunakan untuk pengujian system test, seperti avionic system, electrical system dan flight control.


“Dari 100% subject flight test, itu kita bagi menjadi dua, 50:50. Sehingga nanti kegiatan-kegiatan flight test bisa dioptimalkan, tidak hanya di satu pesawat, dan ini memungkinkan untuk bisa dicapai dalam tahun ini”, jelas Palmana. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi VII Usul Kewenangan Kementerian BUMN Dikurangi


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler