jpnn.com, JAKARTA - Pasangan Irfan Subakti, pria asal Indonesia, dan Elena, perempuan Rusia kelahiran Uzbekistan, resmi menjadi pasangan suami istri.
Dengan bantuan teknologi, pernikahan bisa berlangsung pada Minggu lalu (6/8) meski pasangan mempelai, orang tua, wali, dan saksi berada di empat negara berbeda.
BACA JUGA: Raisa-Hamish Nikah 3 September, Mas Kawinnya Apa Ya?
Irfan dan Elena memilih Rusia sebagai tempat mengikat janji suci secara Islam. Sedangkan orang tua Irfan berada di Mojopurno, Magetan, Jawa Timur.
Adapun wali nikah berada di Birmingham beserta saksi. Saksi lainnya juga ada di Uzbekistan.
BACA JUGA: Top Skor PSMS Ini Persunting Gadis Manis Asal Cimahi, Wih Bening ya...
’’Kami semua disatukan lewat teleconference Google Hangout,’’ ujar Ibnu Umar Ghozali, kakak sepupu Irfan, ketika dihubungi Jawa Pos.
Proses ijab kabul pernikahan beda negara itu direkam dan diunggah di YouTube dengan durasi 1 menit 23 detik. Isinya, bagaimana wali yang berada di Birmingham, Inggris, menikahkan Irfan dan Elena.
BACA JUGA: Diajak Kekasih Menikah, Perempuan Muda Ini Nekat Lompat dari Sepeda Motor
Termasuk membacakan maskawin berupa Alquran dengan terjemahan dalam bahasa Rusia sampai kalung emas.
Setelah wali nikah membacakan semua itu, Irfan membaca ijab dan kabulnya dalam bahasa Inggris dengan lancar.
Lancarnya koneksi membuat apa yang diucapkan Irfan saat itu langsung bisa disaksikan secara real time oleh wali nikah maupun saksi. Proses pun berlangsung cepat.
Wali nikah lantas menanyakan saksi di sebelahnya apakah itu sah. Dia juga menanyakan hal yang sama dengan keluarga di Indonesia. Semua menyatakan sah.
’’Alhamdulillah, thank you very much for everybody (terima kasih banyak untuk semuanya, Red),’’ ujar Irfan.
Keluarga di Indonesia juga sangat lega begitu proses pernikahan tersebut berjalan dengan lancar. Apalagi, tidak ada gangguan jaringan sama sekali.
”Karena ada kendala biaya sampai waktu. Akhirnya menikah melalui teleconference,’’ imbuh Ibnu tentang alasan proses pernikahan dengan bantuan teknologi itu.
Dia mengaku tidak tahu bagaimana sepupunya tersebut bisa menjalin asmara dengan Elena.
Sepengetahuannya, saat menyelesaikan program doktoral di Birmingham, Irfan punya teman chat di Facebook. Entah bagaimana, Elena lantas tertarik untuk mempelajari Islam dan mau menjadi mualaf.
’’Kami juga kaget. Setelah Lebaran, dia minta izin untuk menikah. Ibunya mempersilakan, yang penting sama-sama suka,’’ katanya.
Irfan semula berencana menikah di Indonesia. Untuk itu, dia meminta tolong adiknya mengurus berbagai keperluan administrasi di tanah air.
Namun, sampai waktu yang ditentukan, ternyata proses administrasi itu belum sepenuhnya selesai.
Akhirnya, mau tidak mau pernikahan anak pertama di antara tujuh bersaudara tersebut dilakukan melalui bantuan telekonferensi.
’’Alhamdulilah, semuanya lancar,’’ imbuhnya.
Irfan belum mau berbicara banyak soal pernikahannya itu. Melalui pesan WhatsApp, dia mengucapkan banyak terima kasih dan rasa syukur. Dia tidak menyangka, pernikahan tersebut telah memunculkan empati dan kasih kepada mereka.
Irfan meminta maaf agak lambat dalam membalas berbagai ucapan karena sedang mempersiapkan berbagai dokumen yang dibutuhkan kantor urusan agama (KUA).
Itu penting supaya pernikahan mereka tidak hanya sah secara agama. Tapi, juga tercatat resmi oleh negara.
Irfan mengatakan siap menyampaikan kisah cinta dan pernikahannya itu setelah urusannya beres.
’’Setelah kami mendapatkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk menikah. Kami harapkan di akhir Agustus,’’ kata Irfan. (dim/c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saya Pengin Bebas Pak, Undangan Sudah Disebar
Redaktur & Reporter : Soetomo