Menilik Lawatan Mark Zuckerberg ke Korea Selatan

Bertemu Presiden Kenakan Jas, Berjumpa Pebisnis Pakai Hoodie

Rabu, 19 Juni 2013 – 08:01 WIB
Mark Zuckerberg. Foto: Telegraph
SETELAH melantai di Wall Street tahun lalu, tantangan bisnis yang dihadapi Facebook Inc makin besar. Laiknya korporasi publik, mau tidak mau perusahaan yang didirikan delapan tahun silam tersebut kini mesti lebih pintar menghasilkan uang agar tetap menawan di mata investor. Bagaimana Mark Zuckerberg, CEO dan pendiri Facebook, melakukannya?

= = = = = = = =  =

ZUCKERBERG memang tak melulu menampilkan sosok nerd seperti yang kita tangkap dalam film besutan sutradara David Fincher, The Social Network (2010). Saat bertemu dengan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye kemarin, Zuckerberg tampil layaknya miliarder Wall Street dengan setelan jas lengkap.

Namun, ketika berjumpa dengan para eksekutif Samsung, pabrikan ponsel pintar terbesar sejagat asal Korea, pemilik kekayaan USD 13,3 miliar atau sekitar Rp 130 triliun versi Forbes itu kembali ke selera fashion-nya dengan mengenakan hoodie atau sweter bertudung.

Apa pun gaya yang ditampilkan, Zuckerberg kini mesti terus berpikir keras untuk melipatgandakan pendapatan perusahaannya. Lawatannya ke Korea awal pekan ini adalah salah satu langkahnya. Zuckerberg berusaha meningkatkan penjualan iklan dari perangkat mobile dan menjajaki potensi kemitraan dengan Samsung Electronic Co.

Zuckerberg pada April lalu meluncurkan Home, peranti lunak untuk ponsel pintar yang memudahkan akses fitur jejaring sosial seperti foto, pesan, dan update di layar muka ponsel. Samsung dan HTC Corp, perusahaan elektronik yang berbasis di Taiwan, adalah pembuat pertama Home pada handset dengan sistem operasi android.

Lawatan Zuckerberg ke Korea memantik rumor bahwa Facebook yang berencana membuat ponsel pintar akan menggandeng Samsung. Seusai pertemuan dengan Presiden Samsung Shin Jong-kyun, Zuckerberg tak bersedia memberikan komentar kepada wartawan. "Facebook tidak memiliki komentar apa pun di lawatan Zuckerberg," kata Seikyu Hong, perwakilan Facebook di Seoul, seperti dikutip Bloomberg.

Zuckerberg telah berjanji untuk berinvestasi pada produk yang mengompensasi kekecewaan investor akan penurunan saham sejak perdana ditawarkan kepada publik (IPO) setahun silam di Wall Street, sebutan bursa New York. Perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat, dan memiliki situs jejaring sosial terpopuler di dunia tersebut tengah mencoba merayu pengguna untuk menghabiskan waktu pada layanan mobile.

Sebelum melantai di Wall Street, mayoritas atau hingga 85 persen pendapatan Facebook disumbang dari iklan pada perangkat desktop. Kini Facebook mesti berpikir keras untuk tetap menjadi mesin uang bagi para pemodalnya. Salah satu caranya adalah memperluas unit bisnis iklannya. Facebook membuat terobosan dengan memunculkan iklan di perangkat mobile.

Facebook juga berinovasi dengan widget khusus di versi mobile untuk mempromosikan instalasi aplikasi pihak ketiga. Hasilnya, pendapatan Facebook melesat menjadi USD 1,46 miliar di triwulan pertama atau tumbuh 36 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Data-data finansial itu belum bisa mengangkat saham Facebook. Saat pembukaan perdagangan di Wall Street kemarin, Facebook (FB) diperdagangkan di posisi USD 24,29 atau masih jauh dari harga IPO, yaitu USD 38 per lembar saham. Zuckerberg memang harus bekerja lebih keras lagi. (*/c11/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Bebaskan Terpidana Mati Termuda

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler