Namun, tidak berada sebagai pasukan terdepan. Mereka berada di belakang, jika ada peristiwa yang membutuhkan bantuan aparat. Artinya, TNI AD dapat memberikan bantuan tanpa ada permintaan lebih dulu dari pihak kepolisian. ‘’Kita punya tugas membantu polisi. Kita berada di belakang mereka, tapi bukan berarti kita pasif,’’ kata Dandim 1606 Lobar Letkol Inf Hasnawi Siregar saat menyampaikan materi pada apel di makodim setempat, Rabu (26/12).
Ia menjelaskan, bantuan itu bersifat antisipasi terhadap gerakan separatis. Salah satunya membantu Polri dalam tugas kamtibmas. ‘’Misalkan seperti pada konflik di Karang Mas-Mas dengan Tohpati. Kita ikut membantu, namun posisi kita tetap di belakang,’’ jelasnya.
Dalam menjalankan tugas ini, pihaknya mengedepankan bintara pembina kamtibmas (babinkamtibmas) sebagai ujung tombak. Mereka tidak boleh menunggu polisi jika bertemu dengan persoalan yang menyangkut kamtibmas. ‘’Babin bertindak kalau memang belum ada polisi. Kemudian, menginformasikan dan berkoordinasi dengan aparat kepolisian,’’ terang Hasnawi.
Dia menegaskan, babinsa tidak boleh santai. Di manapun ada kejadian atau peristiwa, mereka harus ada. ‘’Sekalipun peristiwa itu berada di balik jerami,’’ katanya.
‘’Danramil pengemban utama sebagai ujung tombak. Ada kejadian krimanal, mereka harus ada di sana. Apa yang jadi kendala dikoordinasikan segera,’’ tegasnya di hadapan para danramil dan babinkamtibmas.
Hasnawi menyampaikan, ada tiga konflik yang perlu mendapat respons cepat. Pertama, konflik komunal dan konflik horizontal, konflik pertanahan, dan konflik perburuhan. Konflik tersebut kerap terjadi di setiap daerah.
Nah, jika terdapat konflik itu, para danramil dan babin harus proaktiif dan tidak harus menunggu permintaan dulu. Karena, TNI AD bertugas membantu memberikan informasi, mengamankan situasi, mendeteksi dini, dan pencegahan dini agar tidak terjadi konflik.
‘’Terkait konflik ini, ujung tombak untuk mengatasi hal-hal menonjol adalah babinsa. Mereka adalah satuan komando kewilayahan, dan harus bisa mencegah secara dini dan mendeteksi dini untuk tidak terjadi konflik. Babinsa jangan ragu,’’ jelasnya sambil menyebutkan jumlah babinkamtibmas sebanyak 175 orang yang tersebar di Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Utara.
Ia menambahkan, keberadaan personel TNI AD dalam pengamanan konflik, bukan berarti situasi itu gawat dan darurat. Tapi, keberadan TNI memang bertugas membantu Polri, meski berada di belakangnya. ‘’Keberadaan TNI masih dirindukan warga. Kita harus muncul untuk membantu masyarakat,’’ tambahnya. (mis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Ikan Laut Meroket
Redaktur : Tim Redaksi