Menjaga Kesehatan Gigi Anak, Amati Pergantiannya

Rabu, 31 Mei 2017 – 02:11 WIB
Menjaga Kesehatan Gigi Anak, Amati Pergantiannya. Foto Padang Ekspres/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Setiap anak akan mengalami fase pergantian gigi, dari gigi susu atau gigi sulung menjadi gigi permanen. Bila masanya tiba, orang tua perlu jeli.

Pasalnya, ada bagian gigi sulung yang bisa goyang dan tanggal sendiri. Namun, ada kalanya memerlukan pencabutan khusus.

BACA JUGA: Menjaga Kesehatan Gigi Anak, Pentingnya Pengenalan Sejak Dini

PHAKSY SUKOWATI - Radar Surabaya

Transisi gigi mau tidak mau harus dihadapi oleh setiap anak. Sedikitnya ada 20 gigi yang akan berganti dengan yang baru.

Foto Radar Surabaya/JPNN.com

Ada anak-anak di antaranya yang tak merasakan apa-apa. Tak sedikit pula yang harus melewati rasa nyeri dan sangat tidak nyaman.

Oleh karena itu, orang tua bisa mengamati lebih dini kondisi gigi buah hati. Mereka bisa mempelajari dulu proses tanggalnya gigi sulung yang umumnya terjadi.

Dokter Spesialis Gigi Anak Rumah Sakit (RS) Adi Husada Undaan Wetan Surabaya, drg. Yenny Kurniawati, Sp.KGA mengatakan, anak-anak akan memasuki masa pergantian gigi saat berusia antara 5 -12 tahun.

Pada usia tersebut beberapa bagian gigi akan mulai tanggal pada waktu yang tidak dapat ditentukan.

”Biasanya sebanyak 20 gigi sulung akan ganti. Selama ada benihnya secara normal, nanti akan berganti,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) itu.

Selain itu, Yenny menambahkan bahwa di luar anak-anak pada umumnya, ada beberapa persen di antaranya yg benih giginya kurang ataupun lebih.

Yenny menjelaskan, gigi permanen yang pertama tumbuh biasanya gigi permanen geraham pertama pada rahang atas dan bawah. Namun, gigi ini tidak menggantikan gigi sulung, melainkan tumbuh di belakang gigi sulung.

”Biasanya orang tua tidak sadar saat gigi permanen anak itu sudah tumbuh, karena tidak menyebabkan gigi sulung tanggal,” ujar Yenny.

Pada proses ini beberapa anak akan merasakan tidak nyaman pada giginya. Tapi, ada juga yang tidak menyebabkan keluhan apa pun. Pada gigi geraham permanen ini, Yenny mengingatkan orang tua agar menjaga kebersihan secara khusus pada gigi ini.

Pasalnya, terdapat rongga garis pengunyahan pada gigi. Ruangannya tersebut cukup kecil untuk dilihat dengan mata telanjang.

Saking kecilnya ruangan itu, bisa menjadi celah bersembunyinya sisa makanan. Sehingga gigi harus sering dibersihkan, agar tidak mengakibatkan gigi berlubang lantaran digerogoti oleh bakteri yang merusak lapisan kalsium gigi.

”Gigi geraham ini juga dipakai hingga dewasa dan berperan dalam 60 persen proses pengunyahan. Maka, wajib kita lakukan pencegahan supaya tidak berlubang,” urai dokter asal Situbondo itu.

Selanjutnya, gigi yang berganti ialah gigi seri pertama rahang bawah depan. Kemudian gigi seri kedua bawah. Untuk gigi ini ada yang bisa goyang sendirinya dan tanggal. Tapi, ada yang perlu bantuan pencabutan.

”Pada kasus tertentu membutuhkan bantuan pencabutan dokter,” ujarnya. Disusul transisi selanjutnya, yakni gigi seri pertama rahang atas depan.

Namun, gigi ini biasanya tumbuh di belakang gigi sulung. Yenny mengatakan, bila pencabutan pada gigi ini terlambat bisa berpengaruh pada gigitan.

”Bila terlambat pencabutannya akibatnya gigitannya bisa terbalik. Perlu konsultasi lebih lanjut pada dokter untuk keluhan pada gigi ini,” sambung Yenni.

Untuk gigi seri kedua atas dan gigi belakang, bila tidak mengalami masalah tertentu akan terganti sendirinya.

Sementara itu, gigi sulung yang paling terlambat atau terakhir ialah gigi taring atau geraham kecil rahang atas sulung.

”Biasanya sebelum bergantinya gigi dapat kita lihat benih-benih gigi yang timbul di bagian gusi,” pungkasnya. (*/opi)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler