Menjaga Melayu Melalui Anugerah Sagang

Sabtu, 24 November 2012 – 09:05 WIB
PEKANBARU- Malam Puncak Anugerah Sagang ke-17 tahun, Jumat (23/11) malam, berlangsung semarak dan penuh kemilau warna. Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP, Budayawan Riau H Tenas Effendy, Ketua Dewan Pembina Yayasan Sagang H Rida K Liamsi, sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, kalangan seniman penyair Se Indonesia dan beberapa dari Negeri Jiran yang malam sebelumnya sudah hadir di Riau.

Disemarakan tarian dari Sekolah Tinggi Seni Riau (STSR). Prosesi penyerahan piala Anugerah Sagang tidak serta-merta dibagikan begitu saja. Tapi dibawa khusus pembawa khusus piala Anugerah Sagang 2012 melalui prosesi arak-arakan.

Sebagaimana yang sudah diputuskan Dewan Juri Anugerah Sagang 2012, dengan penyeleksian yang ketat menetapkan tujuh peraih Anugerah Sagang. Ketujuh peraih Anugerah Sagang 2012 itu masing-masing, kategori Karya Penelitian Budaya Pilihan Sagang Parlindungan SH MH.

Dihelat penganugerahan ini, Parlindungan mengatakan semula dia tidak tau dan percaya kalau dia terpilih sebagai peraih Anugerah Sagang. Dia justru diberi tahu oleh seorang budayawan Husnu Abadi yang tanpa membuang waktu langsung mencari koran Riau Pos untuk membuktikannya. Dan ternyata benar. Dengan penganugerahan ini, adalah suatu anugerah yang bergensi, menjadikannya termotivaai, menjadikan istri dan anak-anaknya bisa mencintai ini.

Selanjutnya, Karya Jurnalistik Budaya Pilihan Sagang diraih wartawan Riau Pos M Fadli yang mengalahkan nominator lainnya. Kategori Seniman Serantau Pilihan Sagang 2012, Hasan Aspahani adalah pengabdian terhadap bahasa. Karena dia yakin, Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia nantinya bisa bertahan dari sekian banyak bahasa yang ada di Dunia. Karena menurutnya, dalam kurun 100 tahun lagi, banyak bahasa akan hilang. Lima tahun berturut-turut nominasi sebagai seniman serantau, sekarang berhasil dan bukan mimpi lagi. Dan ini ternyata ada nilainya.

Kategori Institusi Budaya Pilihan Sagang, diraih Pusdatin Puanri Pekanbaru yang diterima Hj Septina Primawati Rusli MM. Tokoh perempuan Riau satu ini mengatakan, ini adalah sebuah hasil yang patut dibanggakan. Ini setelah beberapa karya Pusdatin Puanri masuk nominasi. Saat menghadiri tersebut, Septina membawa serta "pasukan" yang merupakan pengurus Pusdatin Puanri sebagai bentuk rasa bangga secara bersama ditetapkan menerima Anugerah Sagang Kategori Insitusi Budaya Pilihan Sagang.

Pusdatin Puanri terbentuk dari dorongan ibundanya dan dorongan dari beberapa tokoh lainnya di Riau. "Ini akan mendorong kami untuk terus berkarya," ujarnya saat berpidato dipodium didampingi beberapa pengurus inti Pusdatin Puanri.

Kategori Karya Non Buku Pilihan Sagang, diraih pementasan teater Peri Bunian yang disutradarai Kunni Masrohanti. "Siapa saja yang berkarya, berhak mendapatkan anugerah. Penganugerahan ini penuh dengan perjalanan panjang, hingga membuahkan hasil ini. Hasil karya ini adalah berkat Yayasan Sagang," kata Kuni.

Buku Pilihan Sagang diraih, M Badri. "Dalam perhelatan ini, anugerah ini jadi api yang terus membakar saya hingga terus berkarya kata-kata," kata Badri.

Selanjutnya, kategori Seniman Budayawan Pilihan Sagang, diraih GP Ade Dharmawi. GP Ade Dharmawi mengatakan, sejak kecil dia digadang-gadangkan dalam lingkungan seni. Tamat SLTA berkeinginan masuk ke senigrafi, akademi seni rupa, namun tidak kesampaian. Kemudian Ia masuk ke IAIN Pekanbaru dengan tetap bersemangat menggapai mimpinya.

Menurutnya berkesenian bukan sebagai halangan untuk melanjutkan pendidikan. Seniman/Budayawan pilihan Sagang 2012 sempat menjelaskan secara ringkas sejarahnya ingin menjadi seorang seniman seperti sekarang ini.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Sagang, H Rida K Liamsi mengatakan, Anugerah Sagang sudah di helat 17 kali. Itu artinya sudah 17 tahun Yayasan Sagang melaksanakan penganugerahan ini tanpa henti.

Rida K Liamsi menyampaikan, kalau berhasilnya Yayasan Sagang melestarikan tradisi ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak, terutama Pemerintah Provinsi Riau, Kabupaten/Kota dan perusahaan yang menjadi sponsor. Sehingga Anugerah Sagang menjadi penganugerahan yang prestius di Riau dan luar Riau.

Rida K Liamsi mengatakan, penetapan para pemenang Anugerah Sagang 2012 melalui penyeleksian yang ketat. Sejak diumumkan Lomba Anugera Sagang Agustus 2012 lalu, banyak karya yang masuk ke panitia Anugerah Sagang.

Hasil karya-karya itu di ditetapkan nominatornya di media massa. Di Riau Pos sendiri hampir satu bulan diumumkan di Riau Pos. Karena tidak ada pihak-pihak yang berkeberatan, Dewan Juri yang ditunjuk Yayasan Sagang akhirnya menetapkan tujug orang pemenang Anugerah Sagang dari tujuh kategori yang ada di bulan Oktober lalu.

Rida K Liamsi mengakui kalau belum mampu mengakomodir satu kategori tambahan, yakni kategori tradisi sastra lisan yang diusulkan beberapa kalangan. Tapi Yayasan berharap usulan itu kedepan bisa diwujudkan.

Mereka yang berhasil menjadi pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai, piala, dan sertifikat penghargaan. Untuk peraih Anugerah Sagang kategori Seniman/Budayawan Pilihan Sagang berhak mendapatkan sebuah piala yang berlapiskan emas 24 karat, uang pembinaan sebesar Rp25 juta dimana sebanyak Rp10 Juta merupakan bantuan Gubernur Riau HM Rusli Zainal dan ditambah sertifikat penganugerahan.

Sementara enam pemenang kategori lainnya yang tahun lalu mendapatkan uang pembinaan Rp10 juta menjadi masing-masing Rp15 juta. Pada helat Anugerah Sagang diluncurkan pula empat buah buku yang berisikan buku-buku Cerpen dari Seberang Perbatasan, Esai sebuah Legenda Sastra, Puisi Sekeping Ubi Gireng, dan Kumpulan Rida Award. Di perhelatan ini juga ditampilkan In memorial Hasan Yunus  salah seorang tokoh budayawan Riau yang wafat dan dilahirkan di Penyengat 12 Januari 1941.

Ketua Dewan Kesenian Riau (DKR) H Kazzaini KS mengatakan, perhelatan ini sudah berlangsung 17 tahun. 17 tahun lalu, Anugerah Sagang hanya menyajikan dua kategori, yakni kategori seniman/budayawan yang ketika itu diterima oleh Idrus Tintin dan sebuah buku yang ditulis almarhum Hasan Yunus hingga sekarang menjadi tujuh kategori.

Keberlangsungan Anugerah Sagang ini tidak terlepas dari peran Pemerintah Provinsi Riau dan berbagai kalangan. Yayasan Sagang berkomitmen agar Anugerah Sagang akan terus ada dan lebih baik.

Dalam menetapkan pemenang, dilakukan penyeleksian ketat. Yayasan Sagang menunjuk tim peneliai yang akhirnya mengumumkan secara terbuka nominator-nominator di media massa. Mereka yang menjadi nominator kembali dilakukan penyeleksiannya menjadi tujuh peraih Anugerah Sagang tahun ini.

Di malam puncak Anugerah Sagang 2012, diserahkan penganugerahan pada Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Kabupaten/Kota serta sederetan perusahaan besar di Riau yang menjadi sponsor perhelatan penganugerahan ini.

Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP memberikan apresiasi yang tinggi terhadap Anugerah Sagang yang diberikan bagi seniman dan budayawan di Riau. Komitmen ini disampaikan karena apresiasi akan karya seniman dan budayawan juga berperan positif dalam mendukung Visi Riau 2020.

""Saya mengucapkan selamat kepada para pemenang Anugerah Sagang 2012. Ini diharapkan jadi spirit dan semangat dalam melestarikan budaya Melayu. Teruslah berkarya dalam mengembangkan budaya melayu di Riau,"" tutur Gubri disela-sela malam puncak Anugerah Sagang di Hotel Pangeran Pekanbaru, Jumat (23/11).

Gubri menilai, Yayasan Sagang telah berperan dalam membesarkan para seniman sejak 17 tahun lalu. Menurutnya, Anugerah sagang merupakan satu langkah besar anak jati Riau dalam mengembangan budaya melayu di bumi melayu lancang kuning.

""Oleh karena itu, pantas pada kesempatan yang baik ini, kita bersama-sama mengawal dan menjaga pelestarian kebudayaan melayu, baik saat ini maupun dimasa yang akan datang,"" papar Gubri yang konsen memberikan suport dalam pengembangan budaya melayu itu.

Gubri menambahkan, Anugerah Sagang secara filosofis juga merupakan semangat untuk menjadi penyangga dan penopang pelestarian budaya. Sehingga dapat menggambarkan semangat seniman untuk mendapat tempat terhormat dengan karyanya. Di tengah lajunya arus globalisasi, para seniman dan budayawan dapat jadi pilar dan filter dalam mempertahankan eksistensi budaya Melayu.

Dia juga memiliki mimpi besar bahwa Anugerah Sagang dapat menjadi embrio untuk pengembangan budaya melayu yang tidak hanya ditingkat lokal. Bahkan sampai ketingkat nasional dan internasional.

""Jangan cepat berpuas diri. Ini idealnya dapat dijadikan tonggak dan pemicu untuk lebih berbuat untuk kebesaran melayu. Tidak ada suatu pekerjaan yang besar terwujud dengan cita-cita yang kecil. Untuk mewujudkan itu harus dengan cita-cita yang besar,"" imbuh Gubri.(dac/rio/eko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diperiksa 6 Jam, Gubernur Maluku Utara Bungkam

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler