jpnn.com, TERBANGGI BESAR - PT Hutama Karya melakukan pemeliharaan di ruas jalan tol Tetangga Besar - Pematang Panggang - Kayuagung (TERPEKA) menyambut libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Pemeliharaan jalan tol ini ditargetkan rampung 10 hari sebelum Libur Natal 2024.
BACA JUGA: Kasus Korupsi Jalan Tol Trans-Sumatera, KPK Panggil eks Bos PT Hutama Karya
Selain itu, Hutama Karya juga telah menyiapkan sejumlah strategi antisipasi kecelakaan seiring peningkatan trafik kendaraan pada puncak arus libur Nataru untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim mengungkapkan dari seluruh ruas yang dikelola, saat ini hanya ada satu ruas tol yang sedang dalam pemeliharaan yakni di ruas Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang - Kayu Agung (Tol Terpeka).
BACA JUGA: SIG Meyakini Precise Interlock Brick jadi Solusi Jitu Tantangan Proyek 3 Juta Rumah
"Walau hanya satu ruas. Namun, jalan tol ini merupakan backbone utama yang akan dilintasi pengguna jalan menuju Lampung, Palembang hingga Jambi. Ini juga merupakan ruas terpanjang di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS)," ungkap Adjib, Rabu (11/12).
Kata Adjib pemeliharaan dilakukan menggunakan metode pelapisan ulang atau scraping, filling, overlay (SFO) dan rekonstruksi perkerasan rigid.
BACA JUGA: Anggun C Sasmi Bakal Meriahkan Malam Tahun Baru di The Meru Sanur Bali
Di mana saat ini untuk SFO dilakukan di 6 titik strategis yakni KM 174 900 hingga KM 174 971 A, 255 275 hingga 255 294 A, KM 279 720 hingga KM 279 754 A, KM 300 235 A hingga 300 270 A, 311 571 hingga 311 521 B. 252 788 hingga 252 998 B.
Sementara itu, titik pemeliharaan rekonstruksi perkerasan rigid dilakukan pada 9 titik yakni di KM 146 065 hingga KM 146 074 A, KM 149-895 hingga KM 149-917 A. KM 224 600 hingga 224 605 B. KM 265 440 hingga KM 265 434 B. KM 273 390 hingga KM 273 405 A. KM 274 700 hingga KM 274 710 A, KM278 030 hingga KM 278-035 A, KM 280 750 hingga 280 752 A, 288 550 hingga KM 288 555.
"Hingga saat ini progress pemeliharaan sudah mencapai 50 persen untuk rekonstruksi perkerasan rigid dan 50 persen, dan untuk pemeliharaan SFO seluruh pemeliharaan kami targetkan rampung sebelum 15 Desember 2024," kata Adjib.
Pemilihan metode SFO digunakan untuk melakukan pemeliharaan pada perkerasan fleksibel yang mengalami kerusakan berupa alur dan lubang.
Dengan dilakukannya pekerjaan SFO diharapkan kondisi perkerasan fleksibel dapat bertahan dalam kondisi baik lebih lama.
Sedangkan metode rekonstruksi rigid digunakan untuk pemeliharaan pada perkerasan rigid yang mengalami retak dan/atau deformasi, dengan dilakukannya pekerjaan rekonstruksi rigid diharapkan kondisi perkerasan kaku dapat kembali seperti semula.
"Dengan metode tersebut, maka kualitas Tol Terpeka akan menjadi lebih baik sehingga memitigasi terjadinya pemeliharaan berulang dalam jangka panjang. Selain itu, diharapkan dapat juga. mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan, serta memberikan rasa aman dan nyaman pengguna jalan selama periode Nataru ini," terang Adjib.
Tidak hanya dari sisi pemeliharaan pada mainroad, Hutama Karya juga memastikan fasilitas di rest arva seperti toilet, ruang menyusui, musala, hingga tempat makan tetap dalam kondisi bersih serta diawasi secara rutin agar nyaman untuk digunakan.
Sementara dari sisi operasional, sejumlah strategi untuk mencegah kecelakaan selama libur Nataru juga disiapkan oleh perusahaan meliputi Operasi Microsleep yang dilaksanakan di titik-titik rawan kecelakaan.
"Kami melakukan operasi simpatik berupa pembagian snack dan kopi gratis kepada pengguna jalan. terutama di titik istirahat, sebagai langkah antisipasi kelelahan dan mengantuk," jelas Adjib.
Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan Operasi Over Dimension Overload (ODOL) di gerbang tol utama untuk memastikan kendaraan tidak membawa muatan berlebih, penambahan Pos Pengamanan dan Posko Kesehatan bekerja sama dengan Kepolisian dan instansi terkait, hingga pemasangan rambu peringatan dan Variable Message Sign (VMS) di lokasi rawan kecelakaan dan titik pemeliharaan agar pengemudi lebih waspada.
"Dengan sejumlah strategi tersebut, harapannya kami dapat menekan angka kecelakaan selama libur Nataru dapat ditekan seminimal mungkin hingga zero fatality," tutur Adjib.
Dengan dimulainya Libur Nataru, Hutama Karya mengimbau kepada seluruh pengguna jalan untuk mempersiapkan diri dan kendaraan sebelum melintas di jalan tol, mematuhi tata tertib dan ketentuan yang berlaku di jalan tol, berkendara dengan kecepatan minimum 60 km/jam dan maksimum 100 km/jam, serta tidak menggunakan bahu jalan kecuali dalam keadaan darurat.
"Pengguna jalan juga diminta untuk segera beristirahat di tempat istirahat terdekat apabila merasa mengantuk, dan apabila terdapat keluhan atau melihat tindak kejahatan yang ada di jalan tol, agar segera melapor ke Call Centre masing-masing ruas tol, " tutup Adjib. (mcr35/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Yessy Artada
Reporter : Cuci Hati