Menjelang Pemilu 2024, Jokowi Beri Peringatan Ini kepada Bakal Capres dan Cawapres

Senin, 21 November 2022 – 12:53 WIB
Tangkapan layar - Presiden RI Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11). (ANTARA/Indra Arief)

jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan peringatan kepada para bakal calon presiden dan calon wakil presiden menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024

Jokowi mengingatkan supaya para bakal capres dan cawapres tidak melakukan politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjelang Pemilu 2024.

BACA JUGA: Di Hadapan Puan dan Ganjar, Jokowi Sampaikan Harapan, Semoga Pilpres 2024 Tidak Panas

“Debat silakan, debat gagasan, debat ide membawa negara ini lebih baik silakan, tetapi jangan sampai panas apalagi membawa politik-politik SARA. Tidak, jangan. Politisasi agama, tidak, jangan,” kata Presiden Jokowi dalam Musyawarah Nasional ke-17 HIPMI, Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11).

Jokowi pada pidatonya itu berkali-kali menyerukan untuk tidak memanfaatkan isu agama dalam kontestasi politik.

BACA JUGA: Jenderal Dudung Mampu Bantu Jokowi Hadapi Situasi Sulit, Layak Jadi Panglima TNI

Menurut Jokowi, bangsa Indonesia pernah merasakan dampak buruk dari politisasi agama, suku, ras atau golongan.

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan, cara-cara berpolitik dengan memanfaatkan isu SARA harus dihindari.

BACA JUGA: Konon Prabowo Pernah Sebut Jokowi Tukang Andong, Panda Nababan Kisahkan Pembalasan

“Lakukan politik-politik gagasan, politik-politik ide, tetapi jangan masuk ke politik SARA, politisasi agama, politik identitas, jangan,” ungkap Jokowi.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan bahwa politisasi SARA akan sangat berbahaya bagi negara yang memiliki kondisi keberagaman seperti Indonesia. Dia meminta para bakal capres-cawapres untuk menjaga situasi politik agar tetap sejuk.

“Sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter hangat sedikit, syukur bisa adem,” kata dia.

Lebih lanjut Jokowi mengingatkan bahwa saat ini situasi dunia sedang tidak berjalan normal.

Berbagai krisis, seperti pangan, energi, dan finansial, mengancam situasi ekonomi dan sosial banyak negara.

Jika ancaman krisis ditambah dengan instabilitas politik dalam negeri, maka tingkat kerentanan akan meningkat.

“Saya titip dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini, kita harus semua menjaga agar kondusivitas, situasi politik itu tetap adem,” ujarnya.

Saat ini, kata Jokowi, sudah terdapat 14 negara yang menjadi pasien Dana Moneter Internasional (IMF).

Sebanyak 28 negara lainnya sudah mengantre untuk menjadi pasien IMF.

“Diperkirakan sampai angka 66 (negara). Jadi itu tak mendapatkan bantuan semuanya. Tak mungkin, karena juga keterbatasan dari IMF dan Bank Dunia punya keterbatasan,” kata Presiden Jokowi. (antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler