Menjernihkan Hilirisasi Digital, Middle Income Trap dan Indonesia Emas 2045

Oleh: Nasirudin

Rabu, 07 Februari 2024 – 23:55 WIB
Inovasi dan transformasi bagi brand lokal dan UMKM adalah kewajiban di era digitalisasi. Ilustrasi foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com - Dalam gelaran debat calon wakil presiden, Cawapres nomor urut dua, yaitu Gibran Rakabuming Raka, menyoroti isu penting mengenai hilirisasi digital.

Bahasan ini menjadi bagian integral dari visi dan misi politiknya yang bertujuan untuk menggairahkan sektor ekonomi di Indonesia.

BACA JUGA: Hilirisasi Berdampak Positif, Pemuda Rantau Sulawesi Tenggara Dukung Prabowo-Gibran

Hilirisasi digital dianggap sebagai sarana strategis untuk mencapai tujuan ambisius, terutama dalam mengatasi middle-income trap yang telah lama menghantui perekonomian Indonesia.

Gibran Rakabuming Raka secara tegas menyatakan bahwa hilirisasi digital tidak hanya terfokus pada sektor ekstraktif semata, melainkan melibatkan sektor-sektor lain, seperti pertanian, perikanan, dan sektor digital.

BACA JUGA: Bahlil: Siapa Pun Menteri Investasi, Jangan Bubarkan Hilirisasi

Dalam pandangannya, hilirisasi digital bukan hanya sekadar tren global yang diikuti, melainkan solusi konkret untuk mempercepat kemajuan ekonomi Indonesia.

Menurutnya, langkah ini penting untuk menciptakan basis ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Soal Hilirisasi Digital, Pakar Beri Pujian untuk Gibran

Sejalan dengan program Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka menegaskan komitmen untuk mempercepat inklusi UMKM dalam ekosistem digital.

Dengan target ambisius, yaitu mendorong 30 juta pelaku UMKM masuk ke dalam ranah digital pada tahun 2024, ia berharap dapat memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Upayanya mencerminkan pandangan bahwa hilirisasi digital bukan hanya sebagai strategi, tetapi sebagai fondasi untuk membentuk Indonesia yang unggul di era globalisasi digital.

Menjernihkan Hilirisasi Digital

Perlu dipahami bahwa hilirisasi digital, sebagaimana dicetuskan oleh Gibran dalam debat cawapres, merupakan bagian integral dari visi dan misi untuk mengangkat ekonomi Indonesia dan keluar dari middle-income trap.

Konsep hilirisasi digital ini tidak hanya berfokus pada sektor ekstraktif, tetapi juga merambah sektor lain seperti pertanian, perikanan, dan tentu saja, sektor digital.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, hilirisasi dimaknai sebagai proses pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai.

Ketika istilah ini dipadukan dengan kata 'digital', kita berbicara tentang transformasi melalui pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai sektor.

Dalam konteks pembangunan ekonomi, hilirisasi digital dapat diartikan sebagai upaya maksimal untuk mengintegrasikan teknologi digital ke dalam seluruh rantai nilai ekonomi, termasuk UMKM, pertanian, perikanan, dan sektor lainnya.

Salah satu poin kunci yang diungkap oleh Gibran Rakabuming Raka adalah kebutuhan untuk menghasilkan talenta-talenta berkompetensi dalam bidang-bidang seperti artificial intelligence, blockchain, robotik, perbankan syariah, dan cryptocurrency.

Ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya memiliki sumber daya manusia yang siap menghadapi era digital.

Indonesia tidak hanya berusaha untuk mengikuti tren global, tetapi juga menjadi pemimpin dalam adopsi teknologi yang dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat.

Upaya Hilirisasi Digital dalam Konteks Ekonomi

Hilirisasi digital dalam konteks ekonomi dapat mengambil berbagai bentuk, seperti optimalisasi proses produksi, penerapan e-commerce, dan digitalisasi UMKM.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius untuk memasukkan 30 juta pelaku UMKM ke dalam ekosistem digital pada tahun 2024.

Angka ini mencerminkan tekad pemerintah untuk membawa sebanyak mungkin pelaku usaha ke dalam era digital, memberikan mereka akses ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan daya saing.

Data dari Asosiasi E-commerce Indonesia (iDEA) pada Mei 2021 menunjukkan bahwa sekitar 21 persen dari total UMKM di Indonesia sudah terlibat dalam ekosistem digital.

Namun, masih ada pekerjaan yang perlu dilakukan untuk mencapai target pemerintah.

Perluasan akses UMKM ke platform digital bukan hanya tentang peningkatan penjualan, tetapi juga tentang peningkatan efisiensi operasional dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Hilirisasi Digital dan Pembangunan Sektor Non-Ekstraktif

Gibran Rakabuming Raka mencatat bahwa hilirisasi digital tidak hanya berlaku untuk sektor ekstraktif, tetapi juga harus mencakup pertanian, perikanan, dan sektor-sektor lainnya.

Ini adalah langkah yang bijak karena sektor-sektor ini memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam konteks pertanian, penerapan teknologi digital dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Sistem pemantauan tanaman berbasis sensor, analisis data untuk pengelolaan hama dan penyakit, serta pemanfaatan e-commerce untuk distribusi hasil pertanian dapat menjadi langkah-langkah konkret dalam mendukung hilirisasi pertanian.

Sektor perikanan juga dapat mengalami manfaat besar dari hilirisasi digital.

Penerapan teknologi monitoring perairan, pelacakan armada perikanan, dan pemasaran produk perikanan secara digital dapat meningkatkan daya saing dan berkelanjutan.

Selain itu, hilirisasi digital dapat mencakup seluruh spektrum sektor ekonomi, termasuk pendidikan, kesehatan, dan administrasi pemerintahan.

Penerapan teknologi dalam administrasi pemerintahan, pengelolaan data kesehatan, dan inovasi dalam sektor pendidikan dapat menjadi pilar-pilar penting menuju Indonesia emas.

Menuju Generasi Unggul di Era Digital

Gibran Rakabuming Raka menegaskan perlunya mempersiapkan talenta-talenta masa depan dalam berbagai bidang digital.

Fokus pada artificial intelligence, blockchain, robotik, perbankan syariah, dan cryptocurrency mencerminkan pemahaman bahwa teknologi-teknologi ini akan membentuk masa depan ekonomi dan dunia kerja.

Pemahaman mendalam tentang Artificial Intelligence (AI) dapat membuka pintu untuk inovasi dalam berbagai sektor.

Dalam konteks hilirisasi digital, penerapan AI dapat meningkatkan otomatisasi proses produksi, analisis data yang lebih cerdas, dan pengambilan keputusan yang lebih tepat.

Keahlian dalam blockchain dan cryptocurrency dapat mendukung pengembangan sistem keuangan yang lebih efisien dan transparan.

Selain itu, penggunaan blockchain dalam rantai pasokan dapat meningkatkan keamanan dan keandalan.

Penerapan robotik dalam proses produksi dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya tenaga kerja, dan meningkatkan kualitas produk.

Keterampilan dalam merancang, mengelola, dan memelihara sistem robotik akan menjadi kunci dalam era industri 4.0.

Namun demikian, meski visi hilirisasi digital yang diusung oleh Gibran Rakabuming Raka bersama Prabowo Subianto memiliki potensi besar, tantangan-tantangan pun muncul.

Di antaranya adalah ketidaksetaraan akses teknologi, kurangnya infrastruktur digital, dan ketidakpastian keamanan data.

Oleh karena itu, pemerintah perlu bekerja sama dengan sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital.

Misalnya, beberapa wilayah di Indonesia masih menghadapi kendala aksesibilitas teknologi.

Pemerintah perlu fokus pada pengembangan infrastruktur digital di seluruh negeri untuk memastikan bahwa semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari hilirisasi digital.

Pembangunan infrastruktur digital, termasuk jaringan internet yang cepat dan andal, adalah kunci dalam mendukung ekosistem digital.

Investasi dalam infrastruktur ini tidak hanya akan mempercepat proses hilirisasi digital, tetapi juga memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Dalam upaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap hilirisasi digital, jika terpilih, Gibran dan sektor swasta perlu memberikan perhatian khusus pada keamanan data.

Kebijakan yang ketat dan implementasi teknologi keamanan yang canggih harus menjadi prioritas. Persiapan talenta-talenta masa depan memerlukan investasi dalam pendidikan dan pelatihan.

Program-program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja digital harus didorong untuk memastikan bahwa generasi muda memiliki keterampilan yang dibutuhkan.

Hilirisasi digital yang diusung oleh Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres 2024 menciptakan pandangan yang jelas tentang bagaimana Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam pemanfaatan teknologi digital.

Dengan menggandeng sektor ekstraktif, pertanian, perikanan, dan sektor-sektor lainnya, hilirisasi digital menjadi kunci untuk keluar dari middle-income trap dan mencapai Indonesia emas.

Melalui upaya ini, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja bersama-sama mengatasi tantangan dan memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

Pendidikan dan pelatihan menjadi pilar utama dalam membentuk generasi yang siap menghadapi perubahan, sementara investasi dalam infrastruktur digital dan kebijakan yang berfokus pada keamanan data akan membentuk dasar yang kokoh untuk pertumbuhan ekonomi digital.

Hilirisasi digital bukan hanya tentang mengadopsi teknologi, tetapi juga tentang memberdayakan masyarakat dan mengubah cara berpikir untuk menciptakan Indonesia yang unggul di era digital.

Dengan langkah-langkah konkret dan kolaborasi yang kokoh, Indonesia dapat melangkah menuju masa depan yang penuh potensi sebagai negara yang memimpin dalam pemanfaatan teknologi digital.

Penulis Adalah Kader Muda NU di STAISPA Yogyakarta


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler