jpnn.com, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin merespons adanya klaster Covid-19, yang disebabkan oleh sekolah tatap muka.
Dia menegaskan sekolah tatap muka harus terus dilakukan.
BACA JUGA: Bu Netty Berharap Pemerintah Mengevaluasi Kebijakan PTM Terbatas
Dengan begitu, lanjut Budi, pemerintah telah menyiapkan startegi agar sekolah tidak menjadi klaster Covid-19.
Budi menagatakan penerapan protokol kesehatan dan suveilans akan diperhatikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemebdikbudrestek).
BACA JUGA: Kominfo Dukung Sosialisasi Pencegahan Covid-19 dan Gelar Vaksinasi di Kabupaten Simalungun
Kemudian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memeriksa 30 sampel guru dan 20 sampel siswa secara acak di kabupaten dan kota.
"Minggu lalu, kami sudah lakukan (pemeriksaan). Memang, ditemui positivity rate pada kegiatan pembelajaran itu tetapi bisa dikendalikan," kata Budi dalam konferensi virtual, Senin (4/10).
BACA JUGA: Restrukturisasi Pertamina Dinilai Bisa Tingkatkan Kinerja
Mantan Wakil Menteri BUMN itu menjelaskan sekolah yang menggelar tatap muka akan ditutup selama dua minggu jika tingkat infeksi Covid-19 di sekolah tersebut mencapai 5 persen.
Untuk sekolah yang positivity rate-nya berada di kisaran satu hingga lima persen, pemerintah akan menutup sekolah tersebut selama satu minggu.
"Bila positivity rate satu persen, maka satu kelas akan dikarantina sementara yang lain tetap belajar tatap muka," papar pria berusia 57 tahun itu.
Bila ada siswa atau guru yang terinfeksi Covid-19 tetapi positivity rate masih berada di bawah satu persen, lanjut Budi, orang-orang yang melakukan kontak erat akan diperiksa. (mcr9/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Dea Hardianingsih