jpnn.com - JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F. Moeloek menyerukan masyarakat Indonesia untuk meminum jamu khas Indonesia. Pasalnya, bukan hanya menyehatkan tubuh, tapi juga untuk melestarikan minuman khas nusantara.
Menurutnya, meminum minuman kesehatan tradisional tidak akan merugikan masyarakat secara ekonomi maupun jasmani. Lantaran hal ini sudah terbukti secara ilmiah sebagai warisan budaya yang berkhasiat.
BACA JUGA: Jokowi: Apa Pernah Kenaikan BBM Diinterpelasi?
"Minum jamu harus mulai dibudayakan dalam keseharian masyarakat. Seperti yang telah dilakukan dalam lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," ujarnya kepada wartawan usai pengukuhan Profesor Riset ke-11, Badan Litbangkes di Jakarta, Senin (24/11).
Sebagai upaya untuk menggalakkan meminum jamu, Menkes mengaku saat ini jajaran Kemenkes sudah berusaha memulai membiasakan meminum jamu, menggantikan kopi atau teh. Itu buktinya, sambil menunjuk hidangan jamu yang disajikan untuk undangan pengukuhan.
BACA JUGA: Pengurus Baru Pemuda Muhammadiyah Harus Lebih Sensitif
"Kami sudah memulai dengan menyajikan minuman jamu. Kami sudah menanam 100 jenis tanaman herbal bersama ibu-ibu Persatuan Kemenkes,” ungkapnya. Nila menjelaskan, meminum jamu akan menjadikan badan terasa fit dan hangat. "Kunyit, jahe itu sangat bermanfaat bagi kebugaran fisik," tandasnya.
Sementara itu, Kalitbangkes Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, berdasarkan data Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, hampir separuh penduduk Indonesia memanfaatkan jamu sebagai ramuan kesehatan tradisional.
BACA JUGA: Wajib atau Sunnah DPD Bahas Revisi UU MD3 Tergantung Materi
"Untuk menjaga kesehatan, sekira 49 persen penduduk Indonesia menggunakan ramuan jamu," ungkapnya. (cr2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI: Setiap Prajurit Harus Jadi Energi Organisasi
Redaktur : Tim Redaksi