jpnn.com - JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menginstruksikan agar produksi dokter spesialis dipercepat.
Budi Gunadi mengatakan, hal tersebut untuk memastikan distribusi tenaga kesehatan di seluruh Indonesia berjalan dengan baik.
BACA JUGA: Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis Gigi, IDEC 2023 Suguhkan One-Stop Dental Needs
Menkes Budi Gunadi menjelaskan, jumlah dokter yang dihasilkan setiap tahun di Indonesia, tidak sebanding dengan populasi yang ada.
Begitu pula di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di mana pemenuhan fasilitas dapat dilakukan dengan cepat. Namun, ketersediaan dokter spesialis di wilayah tersebut masih menjadi kendala.
BACA JUGA: Pelantikan Pengurus Perbani, Jumlah Dokter Spesialis Jadi Tantangan Besar
"Kemarin saya groundbreaking empat rumah sakit di IKN. Semua yang punya rumah sakit pede bahwa rumah sakitnya akan selesai bulan Juli. Nggak pedenya, cari dokternya apalagi dokter spesialis," kata Menkes Budi Gunadi dalam keterangan di Jakarta, Senin (6/11).
Saat mengunjungi RSUD Sepaku di IKN beberapa waktu lalu, Menkes Budi menemukan fakta bahwa tidak ada dokter spesialis anestesi, spesialis bedah, terlebih spesialis ortopedi.
BACA JUGA: 100 Dokter Estetika Global Mempelajari Teknik K-Aesthetic, Langsung dari Pakar Korea
Menkes menilai spesialisasi itu dibutuhkan akibat tingginya angka kecelakaan kerja. Alhasil pasien pun harus dirujuk ke Balikpapan dengan jarak tempuh tiga hingga empat jam.
"Oleh karena itu kami sudah ada terobosan dengan adanya Hospital Based, dari 21 prodi spesialis yang saat ini ada, kami mau dorong. Kalau bisa nanti 300 rumah sakit tipe A dan B dalam waktu yang cepat bisa produksi dokter spesialis," ujarnya.
Menkes menilai program ini akan memudahkan untuk menyelesaikan masalah distribusi dokter spesialis.
Dia menyebutkan, Indonesia harus mampu menghasilkan lebih dari 30 ribu dokter setiap tahun.
Program ini juga disebut akan mengatasi masalah distribusi. Sebab, peserta didik diutamakan pegawai di RS yang bersangkutan, sehingga penempatannya sesuai kebutuhan. Biaya pendidikan yang dikeluarkan juga akan lebih murah.
Selain itu Menkes juga akan mereplikasi yang dilakukan oleh Pemerintah India dengan mengirimkan dokter untuk belajar di luar negeri.
Sedangkan untuk menjaga kualitas dokter, Menkes mengusulkan untuk meningkatkan kompetisi antara dokter Indonesia dengan dokter asing, dengan mengirimkan dokter Indonesia untuk bekerja di rumah sakit di luar negeri atau sebaliknya.
Hal ini diyakini dapat meningkatkan jiwa kompetisi dan kompetensi para dokter.
"Pasien masih Bahasa Indonesia, dia pasti lebih nyaman dengan dokter Indonesia. Jadi kami undang saja rumah sakit terbaik Amerika masuk deh bawa dokter Amerika terbaik ke Indonesia. Pasti nggak mau kalah kualitas pelayanannya.”
“Jadi memang ada beberapa perspektif yang mesti kami lakukan untuk meningkatkan kualitas," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu