Menkes Turunkan Tim Jenguk Azka

Selasa, 26 Juli 2011 – 23:55 WIB
Muhammad Azka Arriziq (4), penderita penyakit langka Guillain Barre Syndrome (GBS) mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Azra, Bogor, Selasa (26/7). AFNI/JPNN

BOGOR - Muhammad Azka Arriziq (4), anak pasangan Anto Aryanto (42) dan Rinawati Rina (39), masih koma di ruang ICU Rumah Sakit Azra, BogorKeprihatinan pada bocah yang mengidap Guillain Barre Syndrome (GBS), sebuah penyakit yang mengacaukan kerja system kekebalan tubuh mandiri (auto-immune disease) dan masih langka di Indonesia

BACA JUGA: Pimpinan KPK Pilih Pertahankan Johan Budi



Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Selasa (26/7) bukan hanya menyatakan keprihatinan
Tetapi, Endang langsung menurunkan tim  secara khusus dari Jakarta untuk menjenguk kondisi Azka di Bogor

BACA JUGA: Rosa Ditangkap KPK, Nazaruddin Ancam Ade Rahardja

Utusan Menkes langsung menemui manajemen RS Azra dan menemui orang tua Azka.

‘’Kami diutus langsung oleh Dirjen atas perintah Ibu Menteri Kesehatan, setelah mendapat kabar tentang apa yang menimpa Azra
Memang ini cukup berat, namun kami berjanji akan terus membantu semaksimal mungkin,’’ kata Dr Asral utusan Menkes pada Anto dan Rina.

Asral juga mengatakan, Menkes sangat peduli dengan apa yang menimpa Azka, mengingat GBS memang masih langka di Indonesia dan pengobatannya membutuhkan biaya yang sangat mahal

BACA JUGA: KPK Pernah Diintervensi Nazaruddin

Kedua orang tua Azka pun diminta untuk segera mengurus Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

‘’Ibu Menteri tidak bisa diduga, bisa saja beliau datang tiba-tiba menjengukDoakan sajaYang penting Ibu Menteri akan terus memantau perkembangan Azka,’’ kata utusan Menkes menambahkan.

Tak cukup hanya dengan mengirimkan tim khusus, Menkes Endang juga membalas sms keluh kesah dan curahan hati kedua orang tua Azka, mengingat biaya pengobatan putra mereka yang baru 5 hari sudah menembus angka Rp65 juta‘’Insyallah, besok tim kami akan turun lagi menjenguk kesana,’’ bunyi pesan semangat dari Menkes untuk kedua orang tua Azka.

‘’Kami memang punya sedikit semangat lagi dengan perhatian yang diberikan Ibu MenteriKarena terus terang, kami sudah tidak sanggup lagi membayar biaya rumah sakit yang puluhan jutaTapi Azka masih punya semangat hidup, tadi malam Azka sempat mengeluarkan airmata waktu saya ajak bicara,’’ kata Anto optimisBagi Anto dan Rina, Azka adalah putra satu-satunya yang telah ditunggu setelah 10 tahun perkawinan mereka.

Gubernur Riau Rusli Zainal juga ikut menyampaikan rasa keprihatinannya pada anak tunggal dosen Unilak Pekanbaru iniRusli bahkan berjanji akan membantu keluarga korban sekaligus mengajak masyarakat Riau untuk ikut bahu membahu membantu Azka‘’Saya sudah mendengar tentang AzkaKita sangat prihatin sekaliSaya mengimbau kepada masyarakat untuk ikut membantuSekecil apapun tentu akan sangat berharga,’’ katanya.

Rusli mengatakan telah ada satu organisasi massa yang menyatakan kesediaan untuk ikut menggalang dana untuk AzkaOrmas yang sama juga telah sukses menggalang aksi koin untuk Salsabila di Pekanbaru‘’Ormas tersebut sudah menyatakan kesediaan untuk ikut membantuMudah-mudahan nanti dengan kepedulian kita bersama, bisa menolong nyawa Azka,’’ katanya

Sementara itu dari dalam bilik kamar ICU, saat JPNN kembali menjenguk Selasa malam, tubuh mungil Azka masih terbaring dengan segala bentuk peralatan medis lengkapPernafasan bocah ini masih bergantung dengan ventilatorSeluruh organ tubuhnya lumpuh totalGBS telah menyerang persendian otot-otot Azka hingga ke paru-paruAzka kini berpacu dengan waktu, antara pengobatan yang sangat mahal dengan nyawanya yang bergantung pada mesin-mesin.

GBS masih terbilang langka di IndonesiaDari catatan statistik pasien GBS 1:40.000 dalam setahunRata-rata pasien akan pulih setelah 1 tahun mendapatkan perawatan yang benarDan hanya 3-4 persen dari jumlah penderita GBS yang mendapatkan perawatan ini baru pulih dalam waktu lama atau bahkan berakhir dengan kematianPadahal untuk satu hari pengobatan saja, pasien GBS membutuhkan biaya hampir Rp20 juta.

DRDrAru Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP pada JPNN mengatakan, GBS memang terbilang langka, apalagi masih jarang ditemukan pada anak-anak di bawah usia 5 tahun seperti Azka‘’Penyakit ini cukup langka sehingga seringkali diagnosa baru ditegakkan setelah upaya pengobatan dilakukan justru untuk keadaan lain,’’ kata Aru(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi IX DPR Wacanakan Bentuk Panja BLK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler