JAKARTA - Menteri Keuangan Agus Martowardojo memperkirakan nilai tukar rupiah ke depan akan sedikit mengalami pelemahan. Hal ini akibat krisis ekonomi global yang membuat kinerja impor lebih tinggi dibanding ekspor.
"Kami melihat exchange rate itu akan sedikit lebih lemah dibandingkan pada enam bulan lalu, karena kita lihat defisit nerava perdagangan dan impor lebih besar dari ekspor di bulan-bulan terakhir,"ujar Agus di Jakarta, Selasa (5/6).
Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah tersebut seharusnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor dan menekan impor yang tidak prioritas, maupun meningkatkan daya saing yang lebih tinggi. Namun Agus belum bersedia menjelaskan realisasi nilai tukar rupiah saat ini.
Alasannya, nilai tukar dolar AS dalam APBN-P 2012 dipatok pada level Rp 9.000,-. “Saya belum bisa menyampaikan karena dalam laporan bulanan baru bisa menyampaikan,” tambahnya.
Agus juga menegaskan, gejolak di pasar keuangan dan pelemahan nilai tukar rupiah saat ini masih bisa diredam, sehingga tidak terlalu mempengaruhi fiskal. "Tidak terlalu menghawatirkan, kalau dilihat nilai tukarnya sekarang di kisaran Rp9.000-9.500,"pungkasnya. (Naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Investor Tol Dapat Insentif
Redaktur : Tim Redaksi