Menkeu Yakin Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh di Tengah Badai Virus Corona

Rabu, 19 Februari 2020 – 23:34 WIB
Sri Mulyani. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah mewabahnya virus corona dan potensi dampaknya pada perlambatan ekonomi global, Menteri Keuangan Sri Mulyani masih optimistis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sebesar 5,3 persen.

"Kita akan lihat dampaknya ke ekonomi kita, karena itu pasti berpengaruh ke PDB China," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers perkembangan APBN 2020 di Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: Menkeu Sri Mulyani Ucapkan Kalimat Belasungkawa

Sri Mulyani mengatakan virus corona dapat memengaruhi perekonomian global mengingat Tiongkok merupakan perekonomian terbesar kedua di dunia dan berkontribusi terhadap 17 persen PDB global.

Meski demikian, Tiongkok telah berupaya sebaik mungkin untuk menahan penyebaran virus corona, dengan menjaga mobilitas penduduk hingga kejadian ini masih terkendali dan belum mencapai tahapan pandemi.

BACA JUGA: Antisipasi Pelambatan Ekonomi Global, Ketua DPD RI Minta Kadin Indonesia Lakukan Tiga Hal Ini

Ia bahkan memprediksi Tiongkok akan melakukan kebijakan "countercyclical" melalui ekspansi fiskal maupun kredit, sehingga ekonomi Negara Tirai Bambu itu bisa kembali naik pada triwulan II atau III-2020.

Menurut Sri Mulyani, negara yang terlibat perang dagang dengan AS ini pernah melakukan kebijakan tersebut, ketika terjadi krisis finansial pada 2008 dan hasilnya mampu meningkatkan kinerja ekonomi.

BACA JUGA: Ketua DPRD DKI Jakarta Sebut Pelaksanaan Formula E Ilegal

"Kita lihat pada triwulan satu ini, dan biasanya setelah itu ada stimulus China, itu luar biasa dampaknya ketika mereka melakukan countercyclical pada 2008," ujarnya.

Dengan perkiraan adanya pembenahan dari Tiongkok, ia menyakini kinerja ekonomi global masih dapat terkendali, apalagi pemerintah sudah menyiapkan stimulus belanja untuk menjaga kondisi domestik.

"Kita jangan under estimate dan juga menjadi terlalu pesimis," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga memaparkan risiko dari perlambatan ekonomi Tiongkok kepada Indonesia akibat penyebaran virus corona.

Menurut dia, disrupsi yang terjadi di Tiongkok dapat mengganggu kunjungan turis dari Tiongkok, apalagi porsi wisatawan mereka di Indonesia mencapai 13 persen atau kedua terbesar setelah Malaysia.

Dari sisi perdagangan, terjadi gangguan ekspor maupun impor Indonesia, karena 27 persen impor nonmigas dan 16,7 persen ekspor nasional terkait langsung dengan Tiongkok.

Selain itu, penyebaran virus corona ini juga berpotensi menurunkan harga komoditas terutama CPO dan batubara yang menjadi komponen ekspor utama Indonesia.

Dengan potensi perlambatan yang terjadi, maka penurunan pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar satu persen, ikut berdampak ke Indonesia sebanyak 0,3 persen - 0,6 persen. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler