Menko Airlangga Dinilai Berhasil Bawa Agenda Indonesia Diterima Dunia

Rabu, 01 Juni 2022 – 22:20 WIB
Perdana Menteri Singapura Lew Hsien Loong (kanan) menerima Menko Perekonomian RI Airlangga Hartarto di The Istana, Orchard Road, Singapura Selasa (31/5). Foto dok Kemenko

jpnn.com, SWISS - Pengajar Hubungan Internasional FISIP Universitas Nasional Robi Nurhadi mengomentari pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartato, dalam Forum Ekonomi Dunia (WEFAM) di Davos, Swiss pada akhir Mei 2022.

Airlangga berhasil membawa agenda Indonesia agar diterima dunia, di mana Indonesia mendorong adanya arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, serta transformasi digital dan ekonomi.

BACA JUGA: Deddy Corbuzier Umumkan Rehat dari Medsos, Ada Apa?

Robi mengatakan penerimaan negara-negara maju di dunia kepada Indonesia saat ini adalah hal yang biasa, karena Presidensi G20 Indonesia.

"Tapi penerimaan hangat kepada Airlangga Hartarto yang bukan seorang presiden menjadi hal yang luar biasa. Penerimaan tersebut bisa mengindikasikan bahwa dunia menerima kehadiran Airlangga sebagai pemimpin Indonesia ke depan," ujar Robi.

BACA JUGA: Perkuat Kerja sama Ekonomi Bilateral, PM Singapura Terima Menko Airlangga di Istana Singapura

Penerimaan hangat Jerman selaku Presidensi Negara-Negara Maju G7 juga menjadi langkah cerdas menjembatani kepentingan negara berkembang dengan negara maju.

"Juga penerimaan hangat Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Her Majesty Queen Maxima of the Netherlands bisa memberi dampak positif yang khusus kepada Indonesia," tutur aktivis perdamaian dunia tersebut.

BACA JUGA: Dukung Pengamanan Pasokan Bahan Baku Pupuk NPK, Mentan Berkunjung ke Austria

Alumnus Center for History, Politic and Strategy UKM Malaysia ini memandang memperluas pasar ke negara-negara Eropa, seperti Belanda, Jerman dan lainnya saat ini sangatlah tepat.

Pasalnya mereka sedang terdampak soal pasokan barang akibat perang Rusia-Ukraina.

"Nah, kalau Pak Airlangga membuka kesempatan agar barang-barang kita masuk, itu bagus buat rakyat," terang Kepala Pusat Penelitian Pascasarjana Universitas Nasional tersebut.

Menurut Robi, Belanda tidak hanya menjadi tujuan bagi perusahaan-perusahaan besar yang mengekspor minyak kelapa sawit, produk kimia, tapi juga bagi usaha rakyat menengah seperti kopra dan produk turunanya serta produk alas kaki.

"Jadi, kalau Pak Menko mau memperluas pasar ekspor bagi barang-barang UKM dan koperasi ke Eropa seperti Belanda dan Jerman, itu memberi nilai tambah bagi masyarakat Indonesia umumnya. Dan kita perlu itu. Kita perlu UKM dan koperasi Go International," seru Robi.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makan Kedelai Bikin Penderita Asam Urat Makin Parah?


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler