jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan memasuki tahun 2020, dinamika ekonomi global mulai terlihat mengalami perbaikan dan berdampak pada menurunnya ketidakpastian. Sejalan dengan momentum ini, evaluasi terhadap berbagai capaian sampai bulan Januari 2020, sangatlah penting untuk menentukan berbagai langkah strategis ke depan.
“Perekonomian Indonesia teruji dengan daya tahan yang kuat dan prospek yang optimis. Secara umum pertumbuhan ekonomi tetap relatif stabil di atas 5 persen berkat dukungan permintaan domestik yang terus membaik, dalam hal ini konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, dan investasi, serta kinerja neraca perdagangan dengan pertumbuhan positif produk ekspor pada triwulan IV-2019,” kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya usai menggelar Leaders Offsite Meeting (LOM) Kemenko Perekonomian di Kepulauan Riau, Kamis (30/1).
BACA JUGA: Menko Airlangga Ungkap Resep Indonesia Menggenjot Pertumbuhan Ekonomi
Airlangga menyebut bahwa daya beli masyarakat membaik ditandai dengan Nilai Tukar Petani tumbuh sebesar 1,03 persen (yoy) dan Upah Buruh Tani sebesar 0,3 persen (yoy) pada Desember 2019. Keyakinan pelaku usaha sektor manufaktur juga menunjukkan perbaikan terlihat dari Purchasing Manager Index dan Investasi sebesar 51,5 persen pada triwulan IV-2019, dan diperkirakan meningkat pada triwulan I-2020 sebesar 52,7 persen.
“Perbaikan kondisi perekonomian ini selanjutnya mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat, di mana Rasio Gini dan Angka Kemiskinan menunjukkan tren yang membaik,” katanya.
BACA JUGA: Airlangga Klaim Buruh Dukung RUU Omnibus Law Ketenagakerjaan
Dikatakan, kinerja Neraca Pembayaran terus membaik pada triwulan IV-2019 karena perbaikan neraca perdagangan dan aliran investasi meningkat. Tekanan dari eksternal berkurang dan Cadangan Devisa BI meningkat menjadi USD 129 miliar pada Desember 2019, tercatat sebagai level tertinggi selama tahun 2019.
Airlangga menyebut neraca perdagangan membaik karena dukungan perbaikan kinerja ekspor dan penurunan impor non migas. Defisit transaksi berjalan semakin terkendali, sebesar 0,03 milyar US$ pada Desember 2019, menurun tajam dari bulan sebelumnya USD 1,39 miliar. Aliran modal investasi baik dalam bentuk investasi langsung maupun portofolio meningkat.
BACA JUGA: Airlangga Optimistis Omnibus Law Solusi Atasi Hambatan Utama Investasi
“Realisasi investasi mencapai Rp 208,3 triliun pada triwulan IV-2019 atau naik 12 persen dari triwulan IV-2018,” ujarnya.
Airlangga mengatakan perbaikan pada sektor keuangan mendukung perbaikan perekonomian dengan stabilitas keuangan nasional tetap terjaga. Kemampuan perbankan tetap tinggi dengan rasio kecukupan modal (CAR) per Nopember 2019 sebesar 23,66 persen dan rasio kredit bermasalah (NPL) tetap rendah sebesar 2,77 persen (gross).
Nilai tukar Rupiah semakin menguat hingga 4,21 persen dalam tiga bulan terakhir dan menjadi salah satu mata uang terkuat di kawasan Asia.
Selain itu, lanjut Airlangga, tingkat resiko berinvestasi terus menurun diukur dari penurunan Credit Default Swap (CDS) dan imbal hasil SBN tenor 10 tahun menjadi 6,62 persen. Likuiditas keuangan tetap terjaga, dimana peredaran uang kartal tumbuh hingga 5,95 persen tahun ke tahun (yoy) dan pembayaran retail secara non tunai juga tumbuh 2,45 persen tahun ke tahun (yoy) pada Desember 2019.
“Perbaikan ekonomi akan terus berlanjut dan prospek stabilitas perekonomian Indonesia tetap terjaga. Inflasi yang stabil rendah dan terkendali berada dalam rentang target, berhasil dicapai selama lima tahun berturut-turut,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Airlangga, inflasi tercatat pada 2019 sebesar 2,72 persen (yoy), menurun dari 3,13 persen (yoy) pada 2018. Kondisi perekonomian yang semakin kondusif ini terkait dengan hasil upaya membangun optimisme melalui capaian program-program prioritas (Quick Wins) di Bidang Perekonomian selama periode tiga bulan terakhir.
Menko Perekonomian ini mengatakan salah satu program prioritas utama yang diselesaikan dalam periode 100 hari kerja adalah penyusunan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) dan Omnibus Law Perpajakan, sebagai strategi reformasi regulasi agar penataan regulasi dilakukan secara sekaligus terhadap berbagai Peraturan Perundang-undangan, dengan tujuan untuk menghilangkan tumpang tindih antar peraturan, efisiensi proses perubahan/ pencabutan peraturan, dan menghilangkan ego sektoral.
“Program Quick Wins yang terkait dengan pembiayaan dan keuangan yang telah berhasil dilaksanakQuan meliputi: (1) Penurunan suku bunga KUR menjadi 6 persen efektif per tahun, (2) Peningkatan plafon KUR Mikro dari 25 juta rupiah per penerima KUR menjadi 50 juta rupiah per penerima KUR, serta (3) Relaksasi ketentuan perizinan UMKM yang ingin mengakses KUR,” katanya.
Airlangga menambahkan bahwaprogram Quick Wins yang terkait dengan pangan dan pertanian antara lain: Menjaga stabilitas harga pangan yang ditandai oleh tercapainya inflasi bahan makanan 2019 sebesar 4,28 dari target 5%, kemudian, memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) 2019 sebesar 1,88 juta ton dari target antara 1 hingga 1.5 juta ton.
“Mencapai koefisien variasi (KV) harga pangan 2019 rata-rata 8,3% dari target 10%, dan merealisasikan Operasi Pasar/KPSH CBP 2019 sebanyak 617 ribu ton, tertinggi sejak kebijakan ditetapkan,” katanya.
Adapun capaian Quick Wins yanga terkait dengan energi SDA dan lingkungan hidup kata Menko perekonomian, dalam 3 bulan terakhir, yakni mengimplementasikan mandatori B30 yang ditetapkan per 1 Januari 2020 dan telah dilakukan Launching B30 oleh Presiden pada tanggal 23 Desember 2019, yang diperkirakan akan dapat menghemat devisa sebesar USD 4,6 miliar dalam setahun, dan mengembangkan industri petrokimia melalui restrukturisasi finansial di PT TPI dengan kepemilikan saham oleh Pertamina sebesar 51 persen, ditambah penambahan penyertaan modal negara menjadi 98 persen, sehingga diperoleh penghematan devisa sebesar USD 1 miliar.
“Beberapa Quick Wins terkait dengan percepatan infrastruktur dan pengembangan wilayah berhasil menyelesaikan Quick Wins yakni menyelesaikan 92 dari 223 PSN dan beroperasi per 31 Desember 2019, melakukan kompilasi Kebijakan Satu Peta hingga mencapai 99 persen (84 dari 85 peta tematik) per 31 Desember 2019, dan (3) Sebanyak 15 KEK telah beroperasi.
Sedangkan capaian Quick Wins yang terkait dengan kerjasama ekonomi internasional terdiri dari: Menyelesaikan negosiasi teks perundingan dan akses pasar RCEP dengan 15 Negara (kecuali India) pada November 2019, menginisiasi 4 proyek baru dalam Program Kerja Sama Pembangunan Rendah Karbon dengan Pemerintah Jepang, yang akan dihasilkan sumber energi listrik ramah lingkungan untuk penurunan emisi gas rumah kaca sesuai komitmen Pemerintah Indonesia di Paris Agreement, kemudian menindaklanjuti hasil lawatan Presiden ke Korea Selatan berupa komitmen dari Hyundai Motor Company untuk membangun pabrik kendaraan bermotor senilai USD 1,8 miliar dan diharapkan awal tahun 2020 ini sudah bisa berproduksi dengan target 250 ribu unit pada tahun pertama.
“Menindaklanjuti hasil lawatan Presiden ke Abu Dhabi berupa 11 business deals dengan nilai total sebesar USD 22,89 miliar, terdiri dari investasi B-to-B, kerja sama kontrak dagang, kerja sama transfer teknologi, dan kerja sama litbang, dan rekrutmen tenaga kerja,” kata Airlangga.
“Kita berharap hasil capaian berbagai program prioritas (Quick Wins) dalam tiga bulan terakhir ini, akan menjadi modal yang kuat untuk membangun optimisme prospek perekonomian Indonesia yang semakin baik dalam periode lima tahun ke depan,” tambahnya. (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil