Menko Airlangga Soroti Pentingnya Solidaritas Kerja sama IMT-GT untuk Menanggulangi Dampak Pandemi

Jumat, 06 Agustus 2021 – 20:34 WIB
Ilustrasi - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan perlunya memperkuat solidaritas dan kerja sama Sub-Regional Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) untuk menanggulangi krisis ekonomi dan kesehatan akibat pandemi.

Pernyataan ini disampaikan Airlangga saat memimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-27, yang digelar secara virtual pada Jumat (6/8).

BACA JUGA: Disebut Maia Estianty Teman Duet Paling Kurang Profesional & Zonk, Pinkan Mambo Merespons Begini

Dalam pertemuan tersebut hadir Menteri di Jabatan Perdana Menteri (Ekonomi) Malaysia YB Dato' Sri Mustapa Bin Mohamed, Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith, Wakil Presiden Asian Development Bank (ADB) Ahmed M. Saeed, dan Sekretaris Jenderal Sekretariat ASEAN Dato’ Lim Jock Hoi.

Kerja sama IMT-GT dibentuk untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi, menghilangkan kesenjangan, dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di tiga negara.

BACA JUGA: Soal Kebijakan Penanganan Covid-19, Menkominfo Pastikan Pemerintah Tidak Asal-asalan

"Selama 28 tahun berkiprah, kita tetap bertahan dari berbagai guncangan ekonomi yang melanda dunia. Jadi, dalam situasi krisis pandemi yang belum pernah terjadi sebelumnya, kita perlu meningkatkan solidaritas dan kerja sama untuk membantu rakyat kita keluar dari krisis kesehatan dan ekonomi,” ujar Menko Airlangga.

Airlangga melanjutkan dirinya beserta Menteri Malaysia dan Thailand telah menyepakati untuk memastikan semua target dalam kerja sama IMT-GT dapat tercapai dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

BACA JUGA: Pak Menkes Tolong, Daerah Zona Merah Kekurangan Stok Vaksin

Pemerintah kata Airlangga, harus memanfaatkan platform Kerja sama IMT-GT untuk mendorong proyek yang konkret bagi percepatan pertumbuhan ekonomi di kawasan dengan tetap memperhatikan permasalahan yang terjadi saat ini seperti kesehatan, revolusi industri, ketahanan pangan dan energi, kualitas sumber daya manusia, dan sumber daya berkelanjutan.

"Kita juga harus mempercepat transformasi dan adaptasi teknologi yang memainkan peran kunci untuk masa depan kerja sama IMT-GT,” tutur Menko Airlangga.

“Saya mendukung adopsi prinsip green dan blue economy serta circular economy dalam kerangka kerja pemerintah untuk lima tahun ke depan. Berkaitan dengan hal ini, Indonesia juga tengah mengembangkan kebijakan sektor industri dengan konsep ekonomi sirkular melalui Standarisasi Industri Hijau,” sambung Airlangga.

Melalui ekonomi sirkular, Indonesia diproyeksikan akan menciptakan 4,4 juta pekerjaan baru dan menambah USD42,2 miliar dari PDB pada 2030.

“Saya yakin, kondisi serupa juga dapat diterapkan di negara-negara lainnya,” lanjutnya.

Meskipun tengah dilanda gelombang kedua pandemi, Indonesia beserta Malaysia dan Thailand tetap berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai program dan kegiatan dalam Cetak Biru Implementasi IMT-GT 2017-2021, serta menyusun kerangka kerja lima tahun berikutnya dalam Cetak Biru Implementasi IMT-GT 2022-2026.

Pada kesempatan pertemuan tersebut, para Menteri IMT-GT juga menyaksikan penandatanganan MoU on Geopark Colloboration antara tiga geopark, yang masuk dalam UNESCO Global Geopark, yaitu: (i) Toba Caldera (Indonesia); (ii) Langkawi (Malaysia); dan (iii) Satun (Thailand).

MoU tersebut bertujuan meningkatkan kerja sama dan pertukaran pengalaman dalam pengelolaan geopark dengan prinsip-prinsip resiprositas, saling menghormati kesetaraan dan kemandirian masing-masing geopark.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler