Menko Airlangga: Tidak Mudah Jadi Jagoan di Negeri Orang

Senin, 03 Juli 2023 – 18:38 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tidak mudah menjadi jagoan di negeri orang. Dia mengatakan hal itu saat bertemu muka dengan para pebisnis dan pelaku usaha asal Indonesia di Livingstone Warehouse, Sydney Australia, Senin (3/7/2023). Foto: Kemenko Perekonomian.

jpnn.com - SYDNEY - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tidak mudah untuk menjadi pebisnis di negeri orang.

Karena itu Airlangga mengapresiasi setiap warga negara Indonesia (WNI) yang mampu menjadi pebisnis di negeri orang.

BACA JUGA: Menko Airlangga Tekankan Indonesia Ingin Jadi Bagian Penting Rantai Pasok Global

Dia mengatakan hal tersebut saat bertemu muka dengan para pebisnis dan pelaku usaha asal Indonesia di Livingstone Warehouse, Sydney Australia, Senin (3/7).

Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut memberi semangat bagi para pebisnis agar menjadi jagoan dalam mengelola bisnis di luar negeri, meski menghadapi banyak tantangan berupa regulasi dan kepatuhan yang ketat.

BACA JUGA: Prabowo Tadinya Berharap Bersama Ganjar, Sekarang Gibran?

"Tidak mudah menjadi jagoan di negeri orang,” ujar Menko Airlangga kepada para diaspora Indonesia yang tengah membangun usaha di Australia, agar bisnis mereka bisa survived dan sustainable.

Livingstone International adalah salah satu usaha agregator dan pergudangan milik pebisnis asal Indonesia, Ivan Paulus.

BACA JUGA: Salat Id di DPP Golkar Tanpa Airlangga Hartarto

Ivan saat ini telah memiliki enam gudang di Australia, mengelola lebih dari 60 ribu jenis produk ke-91 negara dengan nilai impor USD 220 juta atau setara Rp 3,3 triliun per tahun.

Ivan bersama kawan-kawan pebisnis diaspora di Australia berkomitmen mempromosikan produk-produk Indonesia di Australia, menggantikan pangsa pasar produk dari Tiongkok dengan produk-produk Indonesia.

Ivan juga memperkenalkan kepada Menko Airlangga para pebisnis asal Indonesia di Australia yang
bergelut di berbagai usaha dari kuliner.

Kemudian, produk makanan dan minuman Indonesia, konsultan properti, perabotan berbahan alam seperti bambu dan rotan hingga teknologi kontrak digital.

Mereka adalah contoh para pebisnis diaspora yang berhasil membangun bisnis dari bawah di negeri orang.

Untuk itu Menko Airlangga menggelari mereka sebagai 'para champion Indonesia'.

Pada kesempatan Dialog santai yang berlangsung dengan para pebisnis diaspora tersebut, Menko Airlangga membagikan informasi dukungan insentif dan peluang dari Pemerintah Indonesia untuk membantu bisnis UMKM.

Misalnya, pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi produsen UMKM lokal yang produknya akan diimpor oleh pebisnis diaspora di Australia.

KUR akan membuat modal pembiayaan menjadi lebih murah karena subsidi bunga kredit menjadi 6 persen.

Selain itu, Menko Airlangga mengenalkan model pembayaran langsung dengan kurs lokal atau local currency transaction (LCT).

Model pembayaran inovatif ini akan memberi manfaat berupa pengurangan beban nilai tukar yang ditanggung pembeli produk UMKM.

Dengan model pembayaran ini, produk UMKM bisa menjadi lebih murah. Model LCT ini sedang diperkenalkan dan diujicoba dalam kepempinan Indonesia di ASEAN tahun ini.

Jelas, kombinasi antara ketangguhan dan kreativitas pebisnis diaspora dengan dukungan kebijakan
pemerintah yang suportif akan kian membuka peluang pebisnis diaspora meraih sukses dan menjadi jagoan di negeri orang.

Pada acara pertemuan dengan para pebisis dan pelaku usaha asal Indonesia di Livingstone Sydney, Menko Airlangga didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono, Sesmenko Perekonomian serta Deputi Kemenko Perekonomian Bidang Kerjasama Ekonomi Internasional. (gir/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei WI: Pemilih Perempuan Mayoritas Ingin Airlangga Teruskan Jokowi


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler