jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama AstraZeneca memperluas reboisasi dan restorasi lahan kritis di DAS Citarum dari 10 juta pohon menjadi 20 juta pohon.
Kolaborasi itu sebagai upaya bersama untuk mendukung konservasi sumber daya air melalui program global AZ Forest.
BACA JUGA: Luhut Binsar Sakit, Kini Menko Marves Dijabat Erick Thohir
“Saya apresiasi dukungan serta kemitraan AstraZeneca untuk turut menjaga kelestarian DAS Citarum dengan menanam 20 juta pohon dan 500 ribu pohon di sekitar Danau Toba," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu (21/8).
Luhut menjelaskan, model kerja sama pelestarian lingkungan ini bisa diikuti oleh perusahaan lain.
BACA JUGA: Luhut Binsar Dikabarkan Mundur dari Jabatan Menko Marves, Begini Faktanya
Salah satu catatan yang perlu diperhatikan adalah, pohon yang ditanam memiliki manfaat lingkungan, dan juga berdaya guna bagi masyarakat.
"Tahun lalu saya mengunjungi lokasi AZ Forest, dan terkesan karena tidak hanya menanam jutaan pohon, tetapi mengedukasi ribuan petani keterampilan praktik pertanian berkelanjutan,” ucapnya.
BACA JUGA: Menko Marves Luhut Dukung Pembangunan Museum Kavaleri di Bandung
Sementara itu, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay mengatakan, darurat iklim memiliki dampak besar terhadap prevalensi dan penyebaran penyakit serta secara langsung memengaruhi kesehatan manusia.
Perusahaan mengambil tindakan nyata untuk mengatasi krisis iklim dan alam yang dihadapi saat ini.
"Melalui program ambition zero carbon yang berbasiskan ilmu pengetahuan, kami sedang melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca di seluruh rantai nilainya," katanya.
Selain itu, melalui program AZ Forest yang bernilai USD 400 juta, perusahaan sedang menanam dan merawat 200 juta pohon hingga tahun 2030 di enam benua.
Kegiatan ini melibatkan mitra ahli untuk memulihkan hutan dan alam serta mempromosikan keanekaragaman hayati, serta mendukung mata pencaharian yang berkelanjutan.
Sungai Citarum memiliki panjang 297 km dari sumbernya di Cisanti, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hingga Muara Gembong di Bekasi.
Sungai ini pernah disebut sebagai salah satu jalur air paling tercemar di dunia, karena emisi industri telah mencemari sungai dengan bahan kimia dan logam berbahaya.
Pada 2020, AstraZeneca mengumumkan penandatanganan Memorandum Saling Pengertian (MoU) pertamanya dengan pemerintah Indonesia, sebagai bagian dari kemitraan publik-swasta untuk memulihkan lahan kritis dan keanekaragaman hayati di DAS Citarum.
Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang meluncurkan program AZ Forest.
"Dalam pembaruan MoU ini, program AZ Forest memperluas rencana penanaman pohon di lahan kritis di sekitar DAS Citarum dan Danau Toba, untuk mendukung percepatan restorasi pada kerusakan yang ada," jelas Esra. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jubir Menko Marves Tegaskan Luhut Binsar Tak Pernah Bela Sekda Riau
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad