Menko Muhadjir: Indeks Daya Saing Global Indonesia Turun 5 Level

Rabu, 10 November 2021 – 22:41 WIB
Ilustrasi - Menko PMK Muhadjir Effendy. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan berat, yakni masalah daya saing manusia Indonesia.

Mengacu laporan World Economic Forum (WEF), indeks daya saing global Indonesia dalam Global Competitiveness Index 2019 menempati peringkat 50 dari 141 negara.

BACA JUGA: Pak Muhadjir Tak Mau Masyarakat Los saat Nataru, Jangan Pesan Tiket Dahulu!

"Posisi tersebut merosot dari yang sebelumnya menempati posisi ke-45," kata Menko Muhadjir, Rabu (10/11).

Dengan kondisi itu maka pembangunan SDM profesional adalah hal mutlak yang harus digencarkan. Menurut Muhadjir, peran lembaga pendidikan menjadi sentral untuk mewujudkannya.

BACA JUGA: Penyidik Kejagung Periksa Istri Alex Noerdin, Masalah Apa?

"Lembaga pendidikan harus berkualitas, dan mampu menghasilkan lulusan yang kompetitif, produktif, profesional, punya karakter kuat sebagai kader bangsa," ujarnya.

Menko Muhadjir menyebut penyediaan lapangan pekerjaan juga sangat penting untuk mewujudkan SDM Indonesia yang profesional.

BACA JUGA: Heboh, Pimpinan Honorer K2 Ungkap Dugaan Kecurangan PPPK Guru Tahap I, Silakan Cek

Dengan jumlah angkatan kerja produktif Indonesia sebanyak 140 juta orang saat ini, pemerintah setidaknya harus menyediakan sekitar 3,6 juta lapangan kerja untuk angkatan kerja baru.

"Saat ini pemerintah tengah berusaha menyediakan lapangan pekerjaan dengan jumlah yang relatif aman dengan kualifikasi pekerjaan yang sesuai dengan SDM yang telah ditempa oleh sekolah atau perguruan tinggi," tutur Muhadjir.

Dia mengatakan kesuksesan pembangunan SDM Indonesia yang profesional adalah ketika penghasilan mereka mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri, kebutuhan mereka yang tidak produktif, dan sisanya ditabung.

Kalau itu terjadi, kata Muhadjir, orang yang berusia produktif juga akan menghasilkan penghasilan produktif.

"Bisa memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, untuk memenuhi mereka yang tidak produktif, dan kelebihannya ditampung sebagai tabungan nasional," pungkas Menko Muhadjir. (esy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler