Menko Perekonomian Sebut Indonesia-Singapura Kerja Sama Bangun 'Tiga Jembatan'

Jumat, 12 Maret 2021 – 19:47 WIB
Indonesia dan Singapura berkomitmen untuk melanjutkan penguatan kerja sama ekonomi. Foto: Humas Kemenko Perekonomian

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia dan Singapura berkomitmen untuk melanjutkan penguatan kerja sama ekonomi bilateral kedua negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo melakukan pertemuan virtual pada Jumat (12/3). 

BACA JUGA: Partai Golkar Dinilai Sudah Tepat Ajukan Airlangga Hartarto untuk Pilpres 2024

Airlangga mengatakan, secara garis besar pertemuan bilateral tersebut membahas tiga jembatan.

"Diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura sekaligus memperkokoh eksistensi kedua negara di kawasan ASEAN dan internasional," papar dia.

BACA JUGA: Insentif PPnBM dan PPN Jadi Strategi Andalan Airlangga Hartarto

Airlangga menjelaskan, ketiga jembatan dimaksud adalah jembatan digital, infrastruktur dan travel bubble.

Menurut dia, jembatan digital Indonesia dan Singapura diharapkan dapat terwujud dengan keberadaan Batam sebagai pusat pengembangan pusat data dan pusat industri digital di Indonesia.

BACA JUGA: Airlangga: Upaya Mendukung Ketahanan Pangan Harus Beriorientasi Aksi dan Bisa Diimplementasikan

Seperti diketahui pada 2 Maret 2021 yang lalu telah diresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam.

"KEK Nongsa Digital Park diharapkan akan menjadi entry point bagi perusahaan teknologi informasi internasional dari Singapura dan mancanegara," ungkap dia.

Airlangga menerangkan, KEK Nongsa Digital Park diharapkan dapat menghemat devisa negara dalam bisnis digital hingga Rp 20-30 triliun per tahun.

"Kontribusi terbesar dari sektor data center dan pendidikan internasional," kata dia.

Selain itu, lanjut Airlangga, Singapura dan Indonesia juga akan mengutamakan kerja sama untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) berbasis teknologi informasi.

"Sementara untuk jembatan infrastruktur akan dimulai dengan pembangunan jembatan Batam-Bintan atau jembatan Babin sepanjang 6,4 kilometer pada Tahun 2022," papar Airlangga.

Nantinya, kata Politisi Partai Golkar itu, jembatan Batam-Bintan ini akan memiliki row jalan 100 meter dan dibagi dalam tiga trase.

Pertama, sambung dia, trase Pulau Batam, kemudian trase Pulau Tanjungsauh dan trase Pulau Bintan.

Keberadaan jembatan ini akan memudahkan pelaku usaha di Bintan untuk mengirimkan produk pertanian ke Batam.

"Untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura atau ke negara lain. Diharapkan akan meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke Singapura dan sebaliknya," imbuh dia.

Dia juga mengatakan, kerja sama akan dilakukan untuk membantu sektor pariwisata melalui Jembatan Travel Bubble. 

Seperti yang kita ketahui bersama, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak Pandemi Covid-19.

"Bintan merupakan salah satu tujuan destinasi pariwisata Singapura di Indonesia," kata dia.

Airlangga menyatakan, apresiasinya pada komitmen investasi Singapura ke Indonesia.

Pada tahun lalu, investasi Singapura mencapai USD 9,8 Miliar, meningkat 34 persen jika dibandingkan besaran investasi Singapura pada 2019. 

“Investasi Singapura pada tahun lalu mencapai rekor tertinggi dalam 6 tahun terakhir, dan ini menunjukkan hubungan yang sangat baik antara kedua negara,” ujar Airlangga.

Tim Khusus TraveL Bubble

Airlangga pun menyatakan, Indonesia dan Singapura sepakat untuk membentuk tim membahas kemungkinan dilakukannya travel bubble antara Singapura dan Indonesia.

Menurut dia, pembahasan diawali dengan disepakatinya travel arrangement antara Singapura dengan kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK).

Diharapkan, dengan adanya travel arrangement ini, para pebisnis dan turis dimungkinkan untuk bepergian secara bebas dari kawasan BBK-Singapura dan sebaliknya.

“Tentu dengan protokol kesehatan. Seperti arahan Presiden Joko Widodo, di masa sulit seperti saat ini, negara ASEAN harus terus menunjukkan soliditasnya dengan berkolaborasi dan saling membantu, termasuk di dalamnya adalah meningkatkan kerjasama di bidang pariwisata,” ungkap Airlangga.

Sementara itu, tim kerja untuk penerapan Travel Bubble akan melibatkan Kementerian/Lembaga terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Kesehatan, dan Direktorat Jenderal Imigrasi. 

Airlangga menerangkan, pembentukan Tim Kerja ini disambut baik oleh Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, dimana Duta Besar masing-masing negara akan turut berkoordinasi dalam Tim Kerja tersebut. 

Selain pembahasan “tiga jembatan”, pertemuan tersebut juga membahas sejumlah isu strategis lain, diantaranya :

Pertama upaya penanganan dan pengendalian Covid-19 dimasing-masing negara.

"Pembahasan juga soal kemungkinan kerja sama riset dalam hal pengembangan vaksin terutama untuk mengantisipasi kemungkinan mutasi virus Covid-19," kata dia.

Kemudian, kata dia, kerja sama kolaboratif dalam  menarik investor di industri hilir sektor pertambangan di antaranya, alumunium, tembaga dan emas.

Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat menyampaikan apresiasinya pengesahan UU Cipta Kerja dan peraturan turunannya. 

Menurut dia, Pemerintah Indonesia berkomitmen membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat dan menarik investasi dari dalam maupun luar negeri.

Heng Swee juga menyatakan komitmennya untuk mendatangkan lebih banyak investasi Singapura di Indonesia, khususnya dalam bentuk foreign direct investment (FDI).

"Sehingga jenis investasi yang masuk lebih berkualitas dan berkesinambungan," kata dia. (mcr10/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga Hartarto Sengaja Kumpulkan Eks Ketum Partai Golkar, Ada Apa?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler