Menko PMK Jamin Pemulangan WNI dari Natuna Dikawal Ketat

Sabtu, 15 Februari 2020 – 17:19 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy foto humas Kemenko PMK

jpnn.com, NATUNA - Sebanyak 238 Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok, telah diterbangkan kembali ke kampung halaman. Mereka dipulangkan setelah menjalani 14 hari observasi di Kepulauan Natuna.

Pemerintah memastikan prosesnya berjalan lancar dan semua WNI dalam keadaan sehat.

BACA JUGA: Kang Emil Sambut Gembira 9 Warga Jabar Usai Menjalani Observasi Virus Corona di Natuna

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan bahwa pemerintah akan terus mendampingi proses pemulangan WNI hingga tiba di Jakarta dan kemudian melanjutkan ke daerah tujuan masing-masing.

"Untuk sementara berdasarkan laporan Panglima semuanya baik-baik saja, sehat, dan kita nanti akan menyertainya terutama Pak Menkes. Saya akan di sini untuk bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Natuna sesuai perintah Pak Presiden," ujar Muhadjir usai prosesi pelepasan WNI dari Natuna ke Jakarta, Sabtu (15/2) sekira pukul 12.30 WIB.

BACA JUGA: Isak Tangis Warnai Kepulangan WNI dari Natuna

Menko PMK bersama Menkes, Kepala BNPB, dan juga Panglima Gabungan Wilayah Pertahanan 1, serta dihadiri perwakilan WHO di Indonesia menyaksikan langsung pemulangan WNI dari Lanud Raden Sadjad, Natuna, yang akan terbang menuju Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta.

Menurut perkiraan, mereka yang berangkat dari Lanud Raden Sadjad Natuna pukul 13.30 WIB akan tiba di Lanud Halim Perdanakusuma sekitar pukul 16.00 WIB. Pesawat yang digunakan untuk memulangkan WNI beserta kru kesehatan yang diobservasi ada tiga dengan jenis pesawat diantaranya Boeing dan Hercules milik TNI.

BACA JUGA: Istana Berterima Kasih Kepada Masyarakat Natuna

Namun paling penting, menurut Muhadjir, para WNI yang dipulangkan dalam keadaan sehat bahkan terihat lebih bugar. Oleh karenanya diharapkan keluarga dan juga masyarakat di kampung halaman bisa menerima mereka kembali tanpa ada rasa khawatir.

Sedangkan, untuk sosialisasi selain menjadi tanggung jawab daerah masing-masing juga paling inti merupakan tanggung jawab pribadi para WNI yang telah selesai menjalani observasi. Mereka harus mampu meyakinkan masyarakat, terutama keluarga bahwa mereka betul-betul sehat.

"Tetapi insyaallah mereka memang betul-betul sehat karena kita di sini juga menyaksikan bersama dan saya pun memastikan bahwa mereka sehat," ungkap Menko PMK.

Di lain sisi, Muhadjir mengaku pemerintah masih akan mempertimbangkan mengenai kelanjutan studi para WNI tersebut yang mayoritas adalah mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan tinggi di Wuhan. Tidak menutup kemungkinan mereka akan kembali ke Wuhan setelah wabah berakhir atau melanjutkan studi di Tanah Air dengan sistem transfer kredit.

"Untuk itu kami akan bicarakan lebih lanjut setelah ini selesai. Yang penting ini mereka sudah kembali ke Indonesia dan tenang dulu, biar bersosialisasi dulu," terang mantan Mendikbud.

Sementara, Kepala BNPB Doni Monardo menjamin para WNI yang dipulangkan ke kampung halaman akan sampai di rumah dengan selamat. Tiket sudah diurus dan disiapkan oleh perwakilan provinsi masing-masing yang nantinya akan ditagih kembali (remburse) kepada BNPB.

"Kami juga sudah membekali mereka (para WNI) dengan biaya transportasi sebesar Rp1 juta perorang. Jadi insya Allah sampai ke kampung halaman," ucap Doni.

Lebih lanjut, Kemenkes juga telah mengeluarkan Surat Keterangan tidak Terjangkit Virus Corona kepada pemerintah daerah. Itu dilakukan langsung setelah para WNI selesai menjalani masa observasi 14 hari sesuai dengan yang telah ditetapkan WHO.

Menurut Menkes Terawan Agus Putranto, Dinas Kesehatan setempat di kampung halaman mereka nantinya juga akan terus memantau termasuk mengenai kondisi kesehatan mereka. "Paling tidak itu akan membantu mereka juga melakukan sosialisasi dengan masyarakat maupun dengan keluarga," pungkasnya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler