Menko PMK Puji Ajang Fesyen Folk n Vogue: 100% Indonesia

Rabu, 07 September 2016 – 19:08 WIB
Menko PMK Puan Maharani pose bareng usai memberikan sambutan dalam ajang fesyen Folk n Vogue: 100% Indonesia. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah menaruh perhatian dan harapan besar terhadap penyenggaraan fashion show Folk n Vogue: 100% Indonesia, yang digelar di Balai Sidang Jakarta, Rabu (7/9). Di ajang tersebut, tampak jelas kekayaan dan keberagaman fesyen atau mode kreatif asli Indonesia.

"Fesyen merupakan salah satu dari sepuluh produk potensial eskpor dalam rangka meningkatkan kemandirian dan jati diri bangsa Indonesia," kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat memberikan sambutan pembukaan Folk n Vogue: 100% Indonesia.

BACA JUGA: Tiba-tiba Ingin Makan Sesuatu? Bisa jadi ada Masalah Dengan Tubuh

Tampak hadir dalam agenda ini antara lain Bintang Puspayoga, mewakili Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), para desainer dan peserta Folk n Vogue: 100% Indonesia.

Menurut Mbak Puan, langkah dan upaya untuk mengangkat keragaman budaya etnik Indonesia pada even Folk n Vogue: 100% Indonesia, khususnya yang bertemakan fesyen dan industri kreatif asli Indonesia adalah sangat tepat.

BACA JUGA: Manado Bakal jadi Hub di Utara, Filipina Menjadi Penting bagi Pariwisata

“Indonesia begitu kaya dengan aneka ragam budaya daerah, lebih dari 300 kelompok etnik atau sedikitnya 1.340 suku bangsa menurut Sensus Penduduk Tahun 2010. Puncak-puncak budaya daerah yang merupakan puncak-puncak karya kreatif dan inovatif dari masing-masing suku bangsa inilah yang membangun budaya asli 100% Indonesia, termasuk di bidang busana,” ucap Puan.

Menko PMK mengatakan Indonesia mempunyai beraneka ragam busana Nusantara dengan berbagai simbol dan ornamen busana yang mewakili elemen estetis dan filosofis yang menjadi kearifan masing-masing sukubangsa atau daerah.

BACA JUGA: Tak Perlu Operasi Plastik, Cara Ini Lebih Aman, Hasilnya Nyaman

“Setidaknya kita mempunyai lebih dari 10 ragam kain asli Nusantara, seperti tenun ikat Bali dan Flores, kain songket Palembang dan Minangkabau, kain sulam Karawo Gorontalo, kain sutra Bugis, kain Sasirangan, kain ulos Batak, kain tapis Lampung, kain batik, kain gringsing, kain besurek, kain tenun Dayak, dan masih banyak lagi,” paparnya.

Namun Puan juga mengingatkan, bangsa Indonesia juga sedang diserbu oleh derasnya arus globalisasi yang ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, serta sengitnya persaingan global di semua bidang kehidupan yang mampu mengikis budaya dan jatidiri bangsa, termasuk di bidang busana. 

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat telah melahirkan “dunia tanpa batas” (borderless-state). Hal ini pada gilirannya membawa dampak negatif berupa gegar budaya (culture shock) dan ketunggalan identitas global di kalangan generasi muda Indonesia.

“Cepat atau lambat jika tidak disikapi dengan bijak dan cermat, hal ini akan meminggirkan budaya daerah, budaya asli Indonesia yang penuh dengan kearifan setempat  yang telah berkembang selama ratusan, bahkan ribuan tahun di tanah air kita tercinta,” kata Puan.

Puan berharap  Folk n Vogue: 100% Indonesia ini memberikan kontribusi terhadap perkembangan produk seni dan budaya kreatif khususnya industri fesyen Indonesia. "Ke depan, diharapkan ajang ini bisa menjadi event perhelatan dunia di Indonesia," pungkasnya. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Abaikan Sinyal yang Diberikan Tubuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler