jpnn.com - JAKARTA - Kerusuhan antarwarga yang diduga melibatkan dua aliran agama kembali terjadi di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kerusuhan terjadi karena warga menolak kegiatan karnaval yang akan dilaksanakan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Habib Ali.
Menko Polhukam Djoko Suyanto menyesalkan karena penolakan karnaval itu berakibat rusuh dan tewasnya seorang warga.
BACA JUGA: Mendagri: Nyaleg Lagi, Dua Kepala Daerah Diberhentikan
"Kita sangat prihatin adanya tindakan kekerasan dari kelompok-kelompok. Apakah itu kelompok agama, ormas, atau apapun namanya. Semuanya itu bsia diselesaikan tanpa harus melakuan pengrusakan ataupun kekerasan," ujar Djoko di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/9).
Melihat ada indikasi perkelahian antardua aliran agama di daerah itu, Djoko meminta tokoh agama di desa tersebut untuk melakukan diskusi. Diduga dua aliran itu adalah Sunni dan Syiah. Menurut Djoko, tokoh agama masing-masing kelompok itu harus bertanggungjawab mendamaikan massanya.
BACA JUGA: Komite Konvensi Usulkan Ada Badan Audit Lembaga Survei
"Saya masih minta diselidiki apakah itu benar Syiah dan Sunni. Kalau benar itu, maka menyangkut akidah. Kalau menyangkut akidah itu kan masing-masing punya ulama dan pemimpin di komunitasnya. Mereka harus bisa mengendalikan," tegas Djoko.
Djoko menyatakan aparat keamanan akan tetap mengawal penyelesaian perkara dan perselisihan di desa itu.
Namun, ia tetap berharap solusi pertikaian itu dilakukan melalui diskusi antarwarga dengan panduan dari tokoh agama.
BACA JUGA: Bawaslu Temukan Pascabayar Suara Pemilih
"Aparat keamanan kan tugasnya menjaga supaya tidak terjadi bentrok seperti itu. Kalau cikal bakal bentrokannya sangat tergantung pada kelompok-kelompok sosial masyarakat itu sendiri," kata Djoko.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhaimin Condong Pilih Raja Dangdut Ketimbang Mahfud
Redaktur : Tim Redaksi