Menkop UKM Optimistis Rungkun Awi Cisarua Jadi Titik Ekonomi Baru

Jumat, 31 Juli 2020 – 14:57 WIB
Musikus jazz Idang Rasidi dan Menkop UKM Teten Masduki, di kawasan Rungkun Awi Cisarua, Bogor. Foto: Humas Kemenkop UKM

jpnn.com, CISARUA - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengunjungi Rungkun Awi yang berada di Desa Tugu Selatan, Cisarua, sehari jelang Hari Raya Iduladha 1441 H.

Kawasan hutan bambu, bekas pembuangan sampah tersebut, kini sudah mulai menjadi titik ekonomi baru bagi masyarakat di sekitar Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

BACA JUGA: Menkop UKM: Koperasi Pangan di Indonesia Perlu Diperkuat

Menkop UKM optimistis, jika dikelola dengan baik, kawasan yang menjadi tempat "kongkow" musisi jazz Idang Rasjidi itu, akan mulai berubah menjadi kegiatan kebudayaan dan kesenian masyarakat.

Menurut Teten, wilayah tersebut dekat dengan Jakarta dan diharapkan akan menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat, dengan memberdayakan produk unggulan UMKM setempat.

BACA JUGA: Menkop UKM dan Mentan Percepat Pengembangan Korporasi Petani

"Kang Idang mengajak saya kesini pasti punya ide. 17 tahun sebelumnya tempat sampah. Jika dilihat ini dekat Jakarta. Kami akan buka semacam kegiatan kebudayaan, pusat kegiatan ekonomi masyarakat," tegas Menkop UKM Teten Masduki usai melihat kawasan konservasi Rungkun Awi di desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Kamis (30/7).

Teten menjelaskan, jika dikelola dan digarap dengan baik, maka Rungkun Awi akan memiliki nilai ekonomi yang luar biasa. Pihaknya juga ingin menunjukkan kepada masyarakat disekitar lokasi, untuk menghargai potensi, daerah dan alamnya. Karena hal itu akan berdampak pada meningkatnya perekonomian bagi masyarakat setempat.

BACA JUGA: Mentan SYL dan Menkop UKM Bersinergi, Ini Hasilnya untuk Bantu Petani

"Misalnya di hari Sabtu dan minggu kami akan buka pasar rakyat. Di mana para petani bisa menjual hasil bumi, makanan. Ini bakal menarik. Saya optimistis. Asal digarap dengan baik," katanya.

Teten juga mengaku kagum, dengan hutan bambu alamiah Rungkun Awi, yang bisa juga dimanfaatkan untuk sektor pariwisata. Kemenkop UKM menurutnya, akan merumuskan langkah pemerintah untuk bisa bersinergi, agar sektor UMKM bisa tumbuh di kawasan tersebut.

"Kita sudah jarang sekali lihat bambu yang masih alamiah dan lengkap seperti ini. Di suatu daerah perlu ada pusat ekonominya. Ini akan menjadi titik-titik tumbuh ekonomi masyarakat. Embrio baru. Kami akan segera merumuskah langkah dari KemenKopUKM," tambahnya.

Ia menegaskan, pemerintah akan mendorong tumbuhnya entrepreuneurship masyarakat, melalui sektor-sektor yang selama ini tidak dilirik, yaitu memanfaatkan alam untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan. Teten mencontohkan, disejumlah negara, banyak dikembangkan pertumbuhan pusat-pusat ekonomi masyarakat.

"Yang penting kita harus tumbuhkan entrepreneurship masyarakat. Kalau tadinya dengan modal besar, dengan usaha di kota. Kita tunjukkan bisa mulai usaha dikampungnya sendiri. Apa adanya. Jadikan bisa memiliiki nilai ekonomi. Disitulah pentingnya pemberdayaan, ditengah kekuatan ekonomi masyarakat itu sendiri," kata Teten.

Sementara itu, musisi jazz yang juga Inisiator Rungkun Awi, Idang Rasjidi mengaku, sangat bangga dan senang dengan kehadiran MenKopUKM di kawasan Rungkun Awi. Karena menurutnya, negara hadir di wilayah yang selama ini dilupakan masyarakat.

"Dengan hadirnya Menkop UKM, maka negara hadir ditempat yang sebelumnya dilupakan. Saya dorong terus untuk memanfaatkan alam sebagai pusat kegiatan kesenian, kebudayaan dan UMKM masyarakat," kata Idang.

Idang menjelaskan, hadirnya MenkopUKM Teten Masduki akan menjadi "magnet" hadirnya banyak pihak untuk bersinergi menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar. Menurut Idang, dirinya ingin mewujudkan impian dan cita-cita anak bangsa.

"Ini akan membuat gairah. Kita tidak sendirian. Masa depan anak-anak mulai kelihatan. Kita buat cita cita anak anak terwujud," tambahnya.

Idang juga mengaku, tengah membuat produk UMKM, yaitu alat musik Ronteng, yang terbuat dari bamboo yang berasal dari kawasan setempat. Alat musik ini seperti angklung pukul, dikhususkan dengan pelod dan slendro, yang telah memiliki paten Indonesia.

"Pelod dan slendro ini milik Indonesia sudah patenkan," katanya.(ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler