jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Tedjo Edhy Purdijanto mengungkapkan saat ini Presiden Joko Widodo masih mempertimbangkan dengan cermat dan hati-hati nama Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Ia menyatakan, Presiden ingin tokoh yang berkompeten untuk jalankan tugas tersebut, sehingga tak ada data yang simpang siur. "Beliau sangat berhati-hati soal BIN. Selama ini yang terjadi data BIN meleset, kurang akurat lah," ujar Tedjo di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa, (4/11).
BACA JUGA: Gubernur Papua Dipusingkan Tim dari Jakarta, Jokowi tak Tahu
Menurut Tedjo, ke depan Presiden menginginkan agar BIN bisa melakukan koordinasi dengan semua intelijen yang ada di lembaga dan kementerian. Terutama di Kepolisian, Kejaksaan Agung dan TNI. Terutama agar tidak ada lagi data yang simpang siur. "Harus dikoordinasikan, masuk ke BIN lalu diolah, jadi A1 baru masuk ke Presiden. Jadi tidak ada simpang siur," sambung Tedjo.
Terkait nama calon, Tedjo mengaku ada beberapa nama yang muncul. Di antaranya nama politikus dan purnawirawan TB Hasanuddin, Assad Ali hingga Sutiyoso.
BACA JUGA: Dua Guru JIS Segera Ditahan Kejaksaan
Namun, nama-nama itu diakuinya belum tentu masuk dalam pertimbangan Presiden. "Yang nama lama-lama ada. Ada juga yang muncul baru, terus yang lama-lama hilang. Timbul tenggelam. Pokoknya sudah di kantong presiden. Track record yang bersangkutan, itu jadi pertimbangan presiden," tandas Tedjo. (flo/jpnn)
BACA JUGA: KontraS NIlai Kasus JIS Penuh Rekayasa
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Bakal Panggil KPK Bahas 6 Menteri yang Diduga Tak Bersih
Redaktur : Tim Redaksi