"Masing-masing (KPK dan Polri) ada argumentasinya. Silahkan soal tekhnis itu ditanyakan kepada mereka," kata Djoko pada wartawan di Jakarta, Sabtu (6/10)
Djoko menyayangkan kejadian datangnya penyidik Polisi untuk menjemput penyidik KPK, sebagai bentuk kurang bagusnya komunikasi diantara dua lembaga penegak hukum tersebut.
"Ya itulah. Saya sudah beberapa kali bertemu dengan pimpinan KPK dan Polri untuk fungsi koordinatif ini lebih dimatangkan. Jangan mesti komunikasi melalui media. Harusnya antar mereka saling bertemu, baru sama-sama ke media supaya tidak terjadi hal-hal kontradiktif," kata Djoko.
Djoko telah meminta kepada petinggi KPK dan Polri, untuk menjaga harmonisasi penegakan hukum. Jangan sampai tidak rukun dan tidak harmonis. "saya ingin menjaga dinamika ini di lapangan. Jangan sampai mereka diadu domba," kata Djoko.
Saat ditanyakan apakah rencana penangkapan terhadap penyidik KPK dinilai mengada-ngada, mengingat kasus tersebut terjadi 5 tahun lalu dan Novel disebut tidak berada di lokasi kejadian, Djoko enggan untuk memberikan komentar. Djoko hanya berpesan, agar kasus serupa tidak lagi terjadi.
"Saya tidak ingin berkomentar seperti itu. Silahkan memberi wacana seperti itu. Dinamika seperti tadi malam harus dihindari. Karena diantara dua lembaga ini sudah ada MOU dan UU masing-masing," tegas Djoko.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: KPK Harus Diselamatkan, Polri Harus Dibersihkan
Redaktur : Tim Redaksi