Menkumham Disarankan Pakai Data Terkini untuk Menilai Situasi Tanjung Priok

Jumat, 17 Januari 2020 – 20:17 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ahmad Sahroni menyarankan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly menggunakan data terkini seputar Tanjung Priok sebelum melabeli wilayah itu sebagai ‘slum area’ (daerah kumuh), tempat tumbuh suburnya kriminalitas. Sahroni tidak menampik Tanjung Priok di masa lalu adalah sebuah wilayah yang begitu lekat dengan kemiskinan dan kriminal.

Dia menegaskan bahwa memang praktik pencurian, perampokan, pembunuhan dan narkoba kala itu adalah pemandangan sehari-hari yang umum terjadi. Namun, ujar dia, beberapa tahun belakangan stigma buruk itu mulai dikikis oleh kesadaran semua elemen, baik perangkat penegak hukum, pelaku usaha, pemerintah daerah, pemuka agama dan masyarakat sipil itu sendiri.

BACA JUGA: Sahroni: OTT Komisioner KPU Bukti KPK di Bawah Firli Cs Tetap Garang

“Pak Menteri mungkin sudah lama tidak berkunjung ke Tanjung Priok sehingga kurang bisa membandingkan wajah Priok di masa lalu dengan masa kini,” kata Sahroni, Jumat (17/1).

Politikus yang lahir, besar dan hingga kini masih berdomisili di Tanjung Priok tersebut kemudian menjabarkan bahwa sinergi antarelemen masyarakat secara nyata telah mampu menekan angka kejahatan di sana khususnya maupun Jakarta Utara umumnya dari tahun ke tahun.

BACA JUGA: Sahroni Geram Menkumham Sebut Anak Tanjung Priok Pelaku Kejahatan

Ia menjelaskan, sebagai gambaran Polres Metro Jakarta Utara melaporkan terjadi konsistensi penurunan angka kriminalitas di beberapa tahun terakhir. Data terbaru, kata dia, Polres Metro Jakarta Utara menangani 1.695 kasus tindak pidana di sepanjang 2019, menurun tujuh persen dibanding 2018 yang tercatat sebanyak 1.735 kasus.

“Sebagai Menkumham seharusnya Pak Yasonna memegang data identitas pelaku kriminal di lingkungan kerjanya (lapas dan rutan),” ucap Sahroni.

BACA JUGA: Sylviana Murni Serahkan Bantuan Untuk Warga Terdampak Banjir

Menurut dia, kalau Yasonna sedikit jeli, maka akan ditemukan menurunnya pelaku kriminal yang berasal dari Priok di rutan dan lapas yang berada di bawah  Kemenkumham, yang ini juga sejalan dengan penanganan kejahatan di kepolisian yang turun.

Menariknya, kata dia, data BPS terkait indeks kerawanan keamanan dan ketertiban wilayah DKI Jakarta 2019 justru membalikkan asumsi Yasonna Laoly terkait Tanjung Priok dan Menteng. Data itu mengungkap bahwa Kelurahan Tanjung Priok 2019 berada lebih rendah dibanding Menteng, di mana Priok berada di angka 12,83 persen berbanding Menteng dengan angka 15,58 persen.

“Mengutip data BPS berarti Priok lebih aman dibanding Menteng. Mau kita pungkiri data BPS?” tukasnya.

Ia menjelaskan, makin kondusifnya Priok dari sisi kriminalitas menciptakan geliat pertumbuhan ekonomi yang signifikan pula. Pelaku usaha, kata Sahroni, makin berani berinvestasi. Salah satu sektor yang mewakili geliat perekonomian tersebut adalah properti. Kecamatan Tanjung Priok saat ini memiliki tujuh kompleks apartemen dan 18 kawasan elite. Hanya kalah dari kecamatan Kelapa Gading yang memiliki 10 kompleks apartemen dan 45 kawasan elite, Kecamatan Penjaringan memiliki 17 komplek apartemen dan 61 kawasan elite.

“Logikanya sederhana saja, orang tidak akan mau berinvetasi kalau tidak aman,” ujarnya.

Yang tak kalah penting, kata Sahroni, Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia dan menjadi barometer perekonomian nasional. Lebih dari 30 persen komoditi nonmigas Indonesia serta 50 persen dari seluruh arus barang yang keluar masuk Indonesia melewati pelabuhan ini dengan aman tanpa harus takut ancaman kriminal seperti di masa lalu.

Kondisi tersebut, kata Sahroni, tidak lepas dari makin menurunnya angka kejahatan di Jakarta Utara secara umum. Dari data BPS, ‘Jakarta Utara dalam Angka 2019’, disebutkan angka kemiskinan di kota Jakarta Utara selama lima tahun terakhir turun 0,65 persen.

“Yang saya mau katakan lewat data-data ini adalah bahwa Priok sedang berbenah dan wajahnya tidak lagi seperti yang pernah dilihat Pak Yasonna di masa lalu sehingga mind set beliau soal Priok bisa berubah oleh fakta dan data terbaru,” tutup Sahroni.(boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler