jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin menilai dilarangnya rombongan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memasuki Ramallah, Palestina untuk melantik Konsul Kehormatan RI oleh Israel, merupakan sebuah bentuk penolakan.
"Menlu RI dan rombongan ke sana dalam rangka pembukaan perwakilan Indonesia. Kemudian pihak pemerintah dan keamanan darat di sana menyatakan tidak memungkinkan. Ini sebuah bentuk perlawanan," kata Hasanuddin, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (14/3).
BACA JUGA: Praveen/Debby Jawara All England, Ini Pujian dari PDI Perjuangan
Satu delegasi ditolak atau diterima oleh sebuah otoritas ujar politikus PDI Perjuangan ini, adalah bagian dari risiko yang memang harus dihadapi Indonesia. "Tapi jangan khawatir dan takut," tegasnya.
Sebab lanjutnya, Presiden Joko Widodo sudah memberikan sinyal dan diucapkan dalam KTT OKI, agar produk Israel diboikot.
BACA JUGA: Satu Lawan Satu Densus 88 vs Teroris, Siapa yang Kalah?
"Jangan mundur hanya karena dilarang. Spirit memperjuangkan kemerdekaan Palestina tidak boleh mundur karena itu amanat UUD 45," tegas anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat IX ini.
Langkah diplomasi berikutnya yang sangat mungkin dilakukan Indonesia kata Hasanuddin adalah mempertanyakan Ramallah itu masuk wilayah negara mana?
BACA JUGA: SBY: Tak Mendengar Suara Rakyat, Dijamin Tidak Akan Sukses
"Kita tunggu bagaimana reaksi berikutnya. Harus kita pertanyakan, apakah Ramallah itu bukan wilayah Palestina? Setahu saya, itu adalah bagian dari negera Palestina. Israel bersikap seperti itu, mungkin ini bagian dari perlawanan karena sikap Indonesia," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kunjungi Jogja, SBY Mampir di Warung Soto Favorit
Redaktur : Tim Redaksi