Menlu Retno Jadi Salah Satu yang Tersibuk di KAA, Ini yang Dilakukannya

Senin, 20 April 2015 – 13:04 WIB
Menlu Retno Marsudi. FOTO: dok/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno LP. Marsudi bisa jadi salah satu pembantu Presiden Joko Widodo yang paling sibuk saat penyelenggaraan peringatan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA). Hal itu terlihat dari sejak dibukanya perhelatan konferensi berskala internasional Minggu (19/4). Kala itu Retno sudah menemui perwakilan dari tujuh negara anggota KAA. 

Retno mengaku ingin memanfaatkan momen berkumpulnya negara-negara se-Asia Afrika untuk mengembangkan hubungan bilateral dengan Indonesia.

BACA JUGA: Panja Pembahasan Perppu KPK Terbentuk

"Tujuan pertemuan tersebut adalah membahas peningkatan kerjasama bilateral khususnya di bidang ekonomi dan kerjasama pembangunan," ujar Menlu Retno melalui keterangan pers, Senin (20/4).
 
Pada kesempatan pertama, Retno bertemu dengan Menlu yang berasal dari negara-negara pasifik. Seperti Menlu Salomon Islands Milner Tozaka, Menlu Fiji Ratu Inoke Kubuabola, dan Menlu Vanuatu Sato Kilman. Mereka menyampaikan pandangan bahwa negara-negara pasifik yang menganggap Indonesia sebagai pintu masuk negara-negara Asia. 

Dalam kesempatan tersebut, Retno menyatakan kembali komitmen Indonesia untuk meningkatan kerjasama teknis dan capacity building dengan negara-negara pasifik. Utamanya di bidang prioritas seperti manajemen pariwisata, pertanian dan penanggulangan bencana. 

BACA JUGA: Tangkap Penyerbu SBO TV dan Dalangnya!

Menlu Retno juga menyambut baik rencana pembukaan perwakilan diplomatik Vanuatu di Indonesia yang akan meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara. 

Di lain kesempatan, Retno juga menggelar pertemuan dengan Menlu Afsel Maite Nkoana- Mashabane. Keduanya membahas lebih detail persiapan substansi KAA 2015. Ya, kedua negara adalah ketua bersama pertemuan KAA. 

BACA JUGA: Ketua DPC se-Papua Barat Deklarasikan Dukungan untuk SBY

Kedua Menlu juga berdiskusi mengenai Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) yang akan menjadi batu pijakan kerjasama bilateral. JCBC direncanakan akan ditandatangani oleh Kedua Menteri Luar Negeri pada kesempatan pertama.

Selain itu, Indonesia dan Afrika Selatan, selaku ketua dan wakil ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015-2016 berkomitmen untuk bekerjasama agar ajang tersebut dapat menghasilkan kerjasama konkret bagi penguatan kesejahteraan negara-negara di Asia Tenggara.

Selanjutnya dalam pertemuan dengan Menlu Papua New Guinea (PNG) Rimbink Pato, Menlu Retno menyambut baik berbagai upaya  penguatan kerjasama ekonomi. Khususnya melalui pengelolaan perbatasan dan kerjasama peningkatan kapasitas. 

Kedua negara akan menyelenggarakan Joint Ministerial Committee (JMC) ketiga pada September 2015 yang akan menjadi dasar implementasi kerjasama di sejumlah bidang.

Di antaranya bidang pemuda dan olahraga, energi, sumber daya mineral, pendidikan, dan telekomunikasi. Kedua Menlu juga sepakat mendorong sektor swasta untuk kerjasama perdagangan dan investasi lintas batas, seperti industri perikanan di perbatasan dan perluasan Rumah Sakit di Sandaun, PNG.

Dalam pertemuan lainnya yakni dengan Menlu Irak, Ibrahim Al-Jafaari, ada pernyataan bersama menyepakati finalisasi Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas.

"Kami juga berkomitmen untuk mendorong pembentukan Konsultasi Bilateral dan Nota Kesepahaman Kerja sama Pelatihan Diplomatik antara Indonesia dan Irak," imbuh Retno.

Menutup rangkaian pertemuan bilateral, Menlu Retno jug bertemu dengan Menlu Nepal, Mahendra Bahadur Pandey. Dalam pertemuan ini, kedua menlu sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara yang sebelumnya mencapai USD 17,56 juta tahun 2014. Beberapa kerjasama yang dibahas lebih jauh adalah industri strategis, dan kerjasama pariwisata. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Bantah Perlambat Penanganan Kasus Suryadharma


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler