Menlu Retno Tegaskan Demokrasi Satu-satunya Pilihan Indonesia

Jumat, 09 Desember 2022 – 11:03 WIB
Barisan depan: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah) bersama Menlu Bosnia dan Herzegovina Bisera Turkovic (kiri) serta Menlu Pakistan Bilawal Bhutto Zardari (kanan) saat pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-15 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Badung, Bali, Kamis (8/12/2022). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/YU

jpnn.com, NUSA DUA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan bahwa Indonesia berpegang teguh memelihara semangat demokrasi dan memperkuat fondasi demokrasi itu sendiri.

Penegasan itu disampaikan Menlu dalam konferensi pers yang digelar usai ia membuka pertemuan Bali Democracy Forum (BDF) yang ke-15 di Nusa Dua, Bali, Kamis.

BACA JUGA: Dubes Zuhairi: Muslim Harus Jadikan Demokrasi Jalan kebajikan, Bukan Memecah Belah

Sejalan dengan laporan lembaga-lembaga riset, Menlu mengatakan praktik demokrasi telah mengalami kemunduran dalam beberapa waktu terakhir.

Stagnasi atau kemunduran bahkan juga terjadi di negara-negara demokrasi yang sudah mapan.

BACA JUGA: Airlangga Hartarto Sebut KIB Ingin Demokrasi Jadi Pesta Rakyat

Meski demikian, kata Retno, masih banyak kalangan --termasuk pemerintah-- yang meyakini bahwa demokrasi harus terus dikembangkan.

“Untuk kasus Indonesia, demokrasi merupakan pilihan kita dan terbukti berperan penting dalam memajukan perdamaian, stabilitas, kemakmuran, serta berkontribusi terhadap keberhasilan Indonesia menghadapi pandemi,” ujarnya.

BACA JUGA: KIB Mengusung Politik Gagasan, Demokrasi Indonesia Akan Lebih Sehat

Ia mengingatkan bahwa demokrasi bukanlah sebuah tujuan, melainkan sebuah cara untuk mencapai tujuan.

Dan yang perlu digarisbawahi, ujar Retno, adalah bahwa demokrasi harus membawa manfaat langsung bagi masyarakat serta berkontribusi dalam memberikan solusi.

“Masa depan demokrasi akan sangat tergantung pada kita, apakah kita akan terus mendukung atau menyerah terhadap demokrasi,” tambahnya.

Bagi Indonesia, ia menambahkan, pilihan yang jelas adalah untuk memelihara semangat demokrasi dan memperkuat fondasi demokrasi.

“Itulah kenapa Indonesia terus menyelenggarakan BDF dan terus mendorong nilai-nilai demokrasi dalam hubungan antar-bangsa,” katanya.

Bali Democracy Forum yang ke-15 berlangsung di Nusa Dua, Bali pada Kamis, dengan dihadiri oleh 323 peserta dari 112 negara serta lima organisasi internasional, dan 52 di antaranya hadir secara virtual.

BDF 2022 dibagi ke dalam dua sesi, yang pertama yakni membahas tema Fair and Equitable Access for Global Public Goods: Democratic Response.

Sementara, sesi kedua membahas Democracy at the Crossroad: Shaping Governance in the New Global Landscape.

BDF 2022 mengambil tema Democracy in a Changing World: Leadership and Solidarity, yang dianggap relevan dengan situasi dunia yang tengah menghadapi berbagai tantangan. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler