Menolak Lupa! Ini Jalan Berliku Persebaya ke Kasta Tertinggi

Minggu, 26 November 2017 – 14:31 WIB
Para pemain Persebaya dan ofisial berangkulan. Foto: Official Persebaya

jpnn.com, SURABAYA - Keberhasilan Persebaya Surabaya promosi ke Liga 1 musim 2018 tak diraih dengan mudah.

Raksasa Liga Indonesia berjuluk Green Force itu harus menunggu selama tujuh tahun.

BACA JUGA: Arema FC Lempar Handuk dalam Perburuan Irsyad Maulana

Selain itu, banyak cerita heroik yang dialami Persebaya dan para suporternya, Bonek.

 

BACA JUGA: Kenyang Pengalaman, RD Janji Beri yang Terbaik untuk SFC

Berikut ini jalan berliku Persebaya sebelum lolos ke kasta tertinggi.

29 April 2010: Pertandingan antara tuan rumah Persik Kediri dan Persebaya Surabaya di Stadion Brawijaya Kediri batal digelar. Alasannya, kala itu izin dari kepolisian Kediri tidak keluar.

BACA JUGA: Gabriel Viscara Bergabung dengan SFC, Ichsan Bilang Begini

Ini adalah laga hidup mati bagi keduanya untuk masuk playoff promosi-degradasi. Persebaya butuh menang 3-0 sedangkan Persik 5-0.

Itu untuk menggeser posisi Pelita Jaya yang kala itu ada di posisi ke-15 klasemen. Pertandingan pun dijadwal ulang di Stadion Mandala Krida, Jogjakarta, 9 Mei 2010.

9 Mei 2010: Laga ulang juga batal digelar. Kali ini, kepolisian Jogjakarta yang tidak memberikan izin.

Berdasarkan Manual Liga kala itu yang ada pada pasal 26 ayat 6, bilatim home gagal menggelar laga, kemenangan WO diberikan bagi tim away sekaligus denda bagi tuan rumah.

Bagi Persebaya yang sudah datang ke Jogja, mereka diputuskan wasit menang WO dengan skor 3-0 atas Persik. Otomatis, kemenangan tersebut membuat Persbaya masuk zona playoff.

Namun, PT. Liga Indonesia selaku operator liga tidak memberikan kemenangan tersebut kepada Green Force.

Sebaliknya, PT. Liga justru menerima banding Macan Putih untuk menggelar laga kembali di Kediri pada tanggal 5 Agustus 2010. Pihak Persik juga hanya didenda Rp 25 juta.

5 Agustus 2010: Kali ketiga beruntun Persik gagal melaksanakan pertandingan. Lagi-lagi izin keamanan tidak keluar. Bila diperinci, sudah ada tiga pertandingan yang tidak bisa digelar.

Namun, keanehan kembali terjadi. PT Liga justru memutuskan bahwa pertandingan dijadwal ulang ke Stadion Gelora Jakabaring, Palembang tiga hari berselang.

8 Agustus 2010: Persebaya yang muak karena merasa dikerjai memilih tidak berangkat Palembang. Alhasil, mereka divonis kalah 0-3.

Namun, kemenangan tersebut juga percuma bagi Persik. Sebab, mereka membutuhkan kemenangan 5-0. Praktis, Persebaya dan Persik terdegradasi ke Divisi Utama (nama lama Liga 2).

2011: Persebaya memilih untuk bermain di kompetisi tandingan ISL, yakni IPL. Mereka menggunakan nama Persebaya 1927.

2012: Persebaya jadi runner up IPL. Di tahun ini pula Persebaya mengalami dualisme. Persebaya tandingan yang dalam pengelolaan PT Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) memulai kompetisi di Divisi Utama.

2013: IPL terhenti di paro kompetisi. Kongres PSSI pada 17 Maret  tidak mengakui Persebaya 1927.

Unifikasi liga yang digagas PSSI  juga tidak mengikutsertakan Persebaya 1927. Praktis, Green Force di-black list dari keanggotaan PSSI.

2014: PSSI menggelar kongres tahunan di Surabaya. Lagi-lagi, tidak ada pembahasan soal Persebaya 1927.

2015: Tahun ini bisa dibilang sebagai titik balik perjuangan Persebaya. Beberapa momen yang sangat penting terjadi.

21 September 2015: Kemenkum HAM memberikan hak logo dan nama Persebaya kepada PT PI. Tidak lama setelah itu, Persebaya tandingan mengganti nama menjadi Persebaya United.

Namun, tidak lama berselang mereka ganti nama lagi menjadi Surabaya United dan sempat digunakan di Piala Presiden 2015.

30 Juni 2016: Persebaya memenangi gugatan di PN Surabaya atas PT MMIB.

3 Agustus 2016: Kongres PSSI mengagendakan pembahasan status Persebaya pada kongres 17 Oktober 2016.

17 Oktober 2016: Kongres batal digelar dan dijadwal ulang 10 November.

10 November 2016: Bertepatan dengan Hari Pahlawan, namun kongres batal membahas status Persebaya. Edy Rahmayadi terpilih sebagai ketua umum.

8 Januari 2017: Kongres tahunan di Bandung menetapkan Persebaya kembali diterima sebagai anggota dan berhak ikut ke Liga 2.

30 Januari 2017: Iwan Setiawan mengarsiteki Persebaya

22 Mei 2017: Persebaya memecat Iwan Setiawan

27 Mei 2017: Angel Alfredo Vera jadi suksesor Iwan.

25 November 2017: Kembali ke Liga 1 setelah menang 3-1 atas Martapura FC di semifinal Liga 2. (io)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Promosi ke Liga 1 Belum Bikin Persebaya Surabaya Puas


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler