jpnn.com - SUMEDANG - Menteri Pariwisata Arief Yahya betul-betul menjadi inspirator di acara Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat II Angkatan XLII Kelas D, di Jatinangor, Sumedang, Jumat (8/4).
Sekitar 60 peserta di Auditorium Graha Giri Wisesa PKP II A I LAN itu pun khusuk mendengarkan paparan Mantan Dirut PT Telkom Indonesia yang sukses membuat laba BUMN itu naik double. Apa resepnya? Bagaimana pengalamannya? Bisakah itu diimplementasi di non telco company?
BACA JUGA: Asyik... Lombok Bakal Jadi Lokasi Syuting Film Bollywood
“Elemen dasarnya sama, yang pernah saya bukukan dalam ‘Great Spirit Grand Strategi’, dua hal yang saling melengkapi. Keduanya tidak bisa dipisahkan, tidak bisa dikesampingkan. Kunci sukses seorang pemimpin adalah harmonisasi spirit dan strategi itu. Dalam filosofi Tiongkok, ada yin dan yang. Di dalam putih ada hitam, di dalam hitam ada putih,” jelas Arief Yahya.
Spirit itu, kata dia, menyangkut heart (hati), soft aspect dari sebuah organisasi serta karakter sebagai hasil dari olah ruh dan olah rasa. Spirit berkait dengan semangat tinggi yang terbentuk oleh keyakinan dasar (basic belief), nilai-nilai (core values) dan perilaku (common behavior) yang utama dan mulia.
BACA JUGA: 1.200 Penumpang Cruise MV Artania akan Jelajah Aceh
Sedangkan Strategi menyangkut head (pikiran), hard aspect dari sebuah organisasi serta kompetensi sebagai hasil olah rasio dan olah raga. Strategi berkaitan dengan visi, strategi, model bisnis, atau eksekusi excellent yang terbangun dari hasil analisis dan daya pikir yang mumpuni. Spirit merupakan hasil dari “leading people” dan strategi merupakan hasil dari “managing business.”
“Perpaduan yang solid antara heart dan head, hati dan pikiran, dada dan kepala, itulah yang dibungkus dalam judul Great Spirit dan Grand Strategy. Konsep itu menjadi keunggulan bersaing atau competitive advantage, yang sulit terkalahkan, bahkan sulit ditiru oleh para pesaingnya. Saya sering menyebut inilah the unusual way to win bagi Telkom kala itu,” ungkap dia.
BACA JUGA: Triathlon Iron Man 70.3 Bakal Hebohkan Bintan Lagi
Arief Yahya tidak bermaksud men-Telkom-kan peserta diklat itu. Juga tidak ingin menggiring pada prinsip-prinsip korporasi yang tidak mudah diterapkan oleh para calon pemimpin institusi negara itu. Dia hanya menyampaikan konsep ideal spirit orang bekerja, dan membangun strategi masa depan. Apakah itu bisa diterapkan di semua level? Bisa dijalankan di semua instansi?
Prinsipnya sama. Arief Yahya menawarkan perspektif baru yang orisinil mengenai rahasia suksesnya memimpin korporasi besar seperti Telkom Indonesia. Ada tiga pilar konsep penopang sukses yang harus berkesinambungan, yakni Corporate Philosophy, Leadership Architecture dan Corporate Culture. Itu adalah senjata pamungkas bagi pemimpin paripurna dalam membawa organisasi menuju sukses jangka panjang selama puluhan bahkan ratusan tahun.
“Semangat atau spirit itu jauh lebih hebat dari strategi. Semangat yang tinggi akan mencari jalannya sendiri untuk sukses,” kata-kata Arief Yahya yang sering disampaikan saat memotivasi orang.
Memang, semangat saja tidak cukup, tetapi tanpa semangat seperti menegakkan benang basah. Ibarat menyalakan api di ruang kedap udara. Kalaupun sukses, itu seribu banding satu, dan karena factor-faktor non teknis yang tidak bisa ditularkan.
Lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris dan Program Doktor Unpad Bandung ini ingin sharing kepada calon-calon pimpinan itu soal filosofi corporate yang menjadi kekuatan Telkom. Itu harus dimulai dari sosok sang pemimpin, atau leader-nya. Berangkat dari yang paling tinggi, leadership philosophy to be The Best Harmony and Strategy.
Baru masuk ke Leadership Principles to be The Star, prinsip-prinsip pemimpin untuk tampil sebagai bintang. Caranya, lead by heart, managed by the head. Memimpin dengan hati, mengelola dengan akal sehat. “Nah, setelah itu Leadership Practices to be the Winner, harus memenangkan persaingan, memenangkan pertandingan,” kata Arief Yahya.
Cara ini sedikit demi sedikit sudah dia lakukan di Kemenpar, bagaimana merencanakan sebuah kemenangan. Karena tidak ada kemenangan yang datang tanpa perencanaan. Bagaimana cara menjadi pemenang? “Itu ada rumusnya juga, saya biasa menggunakan IFA –Imagine, Focus, Action--,” kata dia.
Itulah rahasia, mengapa branding Wonderful Indonesia dengan cepat melesat dari yang semula tidak punya peringkat di World Economic Forum, langsung naik menjadi papan 47, mengalahkan Thailand (83) dan Malaysia (94).
Sepanjang 2015, Arief Yahya sudah memenangi 10 : 2 dari Malaysia dalam persaingan yang dilakukan oleh lembaga resmi dunia. Dia menambahkan bahwa menjadi yang terbaik pun perlu direncanakan. Working Spirit untuk menjadi Always The Best merupakan interseksi antara Imagine, Focus and Action (IFA) itu. “Imagine” itu bukan “Vision” dan tidak juga “mimpi”, karena imajinasi lebih hebat daripada visi dan mimpi.
Visi itu melihat dengan sadar sehingga sangat terbatas. Mimpi itu melihat tidak terbatas, tapi tidak sadar. Imajinasi itu melihat tidak terbatas dan sadar. Imajinasi menggambarkan desirability (keinginan) bukan hanya feasibility (kebiasaan). Jadi start from desirability atau start from imagination lalu fokus kemudian bertindak. Hanya visi dan aksilah yang bisa mengubah dunia. Dengan visi yang besar akan menghasilkan aksi besar.
Mengikuti paparan Menpar Arief Yahya kali ini memang cukup “berat.” Materi yang disampaikan itu seperti sedang mendesain konsep yang berada di awang-awang. Tetapi, Arief Yahya mempermudah membayangkan itu semua dengan menggambarkan konstruksi bangunan, yang ada pilar-pilar, atap dan lantai dasarnya. “Apa yang saya sampaikan ini masih aktual, original, dan bisa dipelajari di buku Great Spirit Grand Strategy itu,” katanya.
Buku yang dicetak oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama itu bersampul warna merah putih, karena memang didedikasikan untuk calon-calon pemimpin bangsa ini. Buku ini dicetak tahun 2013, dengan 304 halaman, dengan kata pengantar ditulis Dahlan Iskan.
Buku ini bergenre manajemen, yang kontennya menawarkan perspektif rahasia sukses organisasi via harmonisasi spirit and strategi. Ini buku kedua yang ditulis Arief Yahya, setelah “Paradox Marketing” Unusual Way to Win: Product-Price-Promo-Place, yang juga original. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terangi Nias, PLN Siapkan Lahan untuk Genset 12 Mw
Redaktur : Tim Redaksi