jpnn.com, SURABAYA - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mempresentasikan capaian pariwisata Indonesia saat Gala Dinner Hari Pers Nasional (HPN 2019) di Surabaya, Jawa Timur.
Gala Dinner yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) berkat kerjasama Kementerian Pariwisata RI dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) ini dihadairi oleh berbagai perwakilan PWI dari berbagai daerah di Indonesia dan perwakilan negara-negara sahabat.
BACA JUGA: Menpar: Media Berperan Penting Mengenalkan Pariwisata Lokal
“Kami semua menyambut baik penyelenggaraan HPN 2019 ini. Event ini akan bagus untuk Surabaya," ujar Menpar Arief Yahya di sela-sela acara peluncuran buku 'Jurnalisme Ramah Pariwisata' di Hotel JW Marriot Surabaya, Jawa Timur, Kamis (7/2) malam.
Menurutnya, pada tahun 2020 mendatang, pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia. Arief meyakini karena saat ini Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pariwisata terbesar di Asia.
BACA JUGA: SMSI dan Kemenpar Luncurkan Buku Jurnalisme Ramah Pariwisata
"Kami akan berusaha menjadikan pariwisata akan penghasil devisa terbesar di Indonesia. Mudah-mudahan itu benar-benar terwujud pada 2020," kata Menpar Arief Yahya.
Pria kelahiran Banyuwangi ini menilai, pariwisata menjadi sektor yang penting karena mampu menjadi motor penggerak ekonomi. Pasalnya, efek ekonomi dari sektor pariwisata bisa menetes hingga ke bawah.
BACA JUGA: Ini Rangkaian Acara Peringatan HPN di Surabaya
Dia pun menunjukkan beberapa pencapaian Kemenpar selama dipimpinnya. Seperti terpilihnya Kemenpar Indonesia menjadi kementerian pariwisata terbaik di Asia Pasifik. Tak hanya itu, dia juga memaparkan bahwa pariwisata Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan hingga 22 persen pada kurun Januari-Desember 2017.
"Saat ini sudah lebih tinggi dari pasar regional dan global yang pertumbuhannya hanya 7 persen. Kompetitor emosional kita adalah Malaysia, kompetitior profesional Thailand, dan pada 2017 dua-duanya berhasil kita kalahkan," kata Menpar Arief Yahya.
Dia kembali menegaskan, pada tahun 2020 mendatang, pariwisata akan mampu menjadi penghasil devisa terbesar mengalahkan sektor migas. "Jika dulu disebut Migas dan sisanya adalah sektor non migas, nanti akan saya ganti pariwisata dan sisanya non pariwisata," kelakarnya.
Pada kesempatan ini, Menpar Arief Yahya juga menjabarkan kaum milenial yang disasar pariwisata Indonesia. Menurutnya, millenial memiliki needs dan behaviour yang distinct (Esteem Needs). "Khususnya karena mereka sangat bergantung pada teknologi dan sosial media. Segmentasi terbaik adalah tidak mensegmentasi," jelasnya.
Dia menambahkan, millenials sebagai segmen yang penting. Karena size dan digital influencing powernya (Digital Savvy) Big and Loud. "Diperlukan pengembangan strategi marketing khusus untuk melayani customer masa depan yang sudah ada pada masa kini. Who wins the future, wins the game," kata Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya juga mengatakan media memiliki peran penting dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Menurutnya, apabila banyak destinasi wisata yang dipromosikan oleh media, maka jumlah turis yang datang pasti akan lebih banyak. "Promosi yang dilakukan oleh media, menjadi penentu juga dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Bagi pariwisata media sangat penting," pungkasnya.(mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Generasi Milenial Diminta Manfaatkan Media Digital untuk Promosikan Wisata Lokal
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh