Menpar dan Menhub Kompak, Bandara Babel segera Jadi International Airport

Minggu, 04 September 2016 – 19:29 WIB
Bandara H.A.S. Hanandjoeddin di Jalan Buluh Tumbang, Belitong, Bangka Belitung. Foto: Radar Babel/JPG

jpnn.com - BELITONG – Ketika dua menteri Kabinet Kerja kompak, persoalan yang membutuhkan keputusan cepat dan revolusioner pun bisa langsung dipecahkan. Itulah yang terjadi pada Bandara H.A.S. Hanandjoeddin di Jalan Buluh Tumbang, Belitong, Bangka Belitung.

Adalah Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang membuat langkah terobosan untuk percepatan pariwisata di Provinsi Laskar Pelangi itu.  Yakni dengan menaikkan status bandara berlandas pacu sepanjang 2.250 meter dan lebar 45 meter itu menjadi international airport sebelum liburan akhir tahun 2016.

BACA JUGA: Golkar Beri Bantuan Rp 7 Miliar untuk Masyarakat Dairi

“Sebelum akhir Desember 2016, kami naikkan status Bandara Hananjdoeddin Belitong menjadi bandara internasional. Tidak harus menunggu 2018, kelamaan. Terminal yang ada disekat menjadi terminal domestik dan internasional. Termasuk berkoordinasi untuk membuat CIQP (costume, immigration, quarantine, port, red) di sana,” kata Budi Karya Sumadi saat konferensu pers di lokasi groundbreaking Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, Tanjung Binga, Sijuk, Belitong, Jumat (2/9).

Secara paralel, Budi yang mantan direktur utama PT Angkasa Pura II (AP II) itu akan meng-up grade bandara Belitong yang saat ini sudah kesempitan. Rata-rata per hari sudah 2.000 penumpang yang berlalu lalang di Babel. Itu belum termasuk pengantar dan penjemput yang jumlahnya terus meningkat.

BACA JUGA: Ingat... Ingat... Pornografi Bikin Otak Rusak

Karenanya Kemenhub pada tahun ini akan memperpanjang landas pacu Bandara HAS Hanandjoeddin hingga 2.500 meter, sehingga bisa didarati Boeing 737-800 yang memiliki kapasitas angkut lebih besar. “Terminal penumpangnya juga akan dibesarkan dengan kapasitas 20.000 orang,” kata Budi Karya yang juga ikut dalam ground breaking Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Kelayang Belitong.

Lokasi peletakan batu pertama KEK dilakukan di Tanjung Binga. Saat konferensi pers di tepi pantai, di bawah pohon yang rindang, kata-kata pertama pria lulusan jurusan arsitektur UGM Jogjakarta itu adalah: “Wow!”

BACA JUGA: Gawat! Blanko e-KTP Hanya Tersisa 1.000 Lembar

Maklum, Budi Karya selama ini memang bekerja di sektor pariwisata dan paham betul apa yang dibutuhkan destinasi itu. Salah satu karyanya adalah revitalisasi taman kota Waduk Pluit dan Waduk Ria-Rio, lalu penyelesaian rumah susun sederhana sewa di Marunda.

BKS -inisial yang sering dipakai untuk menyebut nama Budi- bertahun-tahun berkarya di PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sejak 1982 sampai 2004. Lalu menjadi direktur utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tahun 2004 sampai 2013.

Budi bahkan berpikir juga tentang akses atau transportasi publik dari Bandara H.A.S. Hananjoeddin sampai ke KEK Tanjung Kelayang. “Akan segera beroperasi bus Damri dari Bandara-Tanjung Kelayang untuk mempermudah arus transportasi. Juga kapal roro (roll on roll off) yang berkeliling dari pulau ke pulau, menghubungkan secara regular Bangka-Belitung,”  katanya.

Menpar Arief Yahya pun langsung memuji Menhub Budi Karya. “Pak Menhub ini keren! Beliau ini tokoh dengan background pariwisata yang sangat kuat, dan memikirkan hal-hal detail. Status Bandara Internasional Belitong ini adalah kunci atau critical success factor dalam percepatan pengembangan pariwisata di sini. Masih ada lagi dermaga titik labuh untuk cruise (kapal pesiar) yang bisa mengangkut 3.000 turis dan juga marina untuk parkir yacht (perahu pesiar) yang lebih kecil,” ungkap Arief Yahya.

“Tetapi It’s ok, tahun 2016 ini diselesaikan dulu International Airport di Belitong. Dua yang lainnya dermaga dan marina-nya hutang dulu, untuk tahun berikutnya!” tutur Arief Yahya yang disambut tepuk tangan hadirin termasuk Gubernur Babel Rustam Efendi, Bupati Belitung Sahani Saleh, serta perwakilan Garuda Indonesia, Lion Air dan Sriwijaya Air itu.

Mengapa Mantan Dirut PT Telkom ini ngotot untuk pembangunan infrastruktur transportasi di Belitong? Pertama, Belitong sudah ditetapkan sebagai satu dari 10 Top Destinasi atau yang biasa dipopulerkan dengan 10 Bali Baru.

Kedua, Belitong adalah satu di antara 10 Bali Baru yang paling cepat berstatus KEK Pariwisata di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejak Jokowi menandatangani Perpres KEK Tanjung Kelayan pada Maret 2016, hanya kurun waktu 6 bulan sudah ada groundbreaking pembangunan Hotel Dharmawangsa Group di Belitong.

Ketiga, hampir 100 persen wisatawan mancanegara (wisman) masuk ke Indonesia dengan airlines atau melalui udara. “Hanya 24 persen yang menyeberang via laut, dan itu didominasi oleh Batam-Bintan Kepulauan Riau. Karena posisi geografisnya dekat dengan Singapura dan Malaysia. Hanya satu persen  yang melintas batas jalur darat. Sisanya, jalur udara,” kata Arief Yahya.

Karenanya konsentrasi menteri pariwisata yang asli Banyuwangi ini justru pada akses menuju ke tanah air. Membuka akses dari negara originasi “tebal” dan memiliki “daya beli” seperti Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, Korea, dan Jepang. Termasuk pula negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Filipina yang bisa menjadi pasar potensial.

“Tourism itu model bisnisnya mirip dengan telecommunication. Kedekatan atau proximity itu menjadi sangat penting, baik geografis maupun cultural,” tandasnya.

Secara khusus, Menpar Arief juga memuji konsorsium Belitung Maritime Silk Road yang bekerja dengan cepat untuk mewujudkan KEK Tanjung Kelayang. Dia juga berterima kasih atas kehadiran Duta Besar Swedia Ms Johanna Brismar Skoog, Dubes Italia Mr Vittorio Sandalli, Dubes India Nengcha Lhouvum, Dubes Turki Mehmet Kadri Sander Gurbuz, Konsul Jenderal Singapura Mark Lauw pada groundbreaking KEK pariwisata di Tanjung Binga, 2 September 2016 itu.

Mereka turut menyaksikan komitmen dan penandatangan kerja sama Bank Tabungan Negara (BTN) dengan Gubernur Bangka Belitung, juga BTN dengan Group Dharmawangsa. Selama proses pembangunan KEK Pariwisata, masyarakat di sekitar kawasan itu akan diberikan fasilitas homestay hasil kerja sama BTN dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dengan demikian, masyarakat setempat bisa mendapatkan benefit dari pengembangan kawasan pariwisata di sana. “Tentu dengan desain arsitektur nusantara, yang akan mempercantik di sekeliling kawasan itu,” tandas Arief.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perlakuan Istimewa Polwan Cantik pada 60 Tukang Becak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler