jpnn.com - jpnn.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengingatkan pelaku industri turisme tentang pentingnya menjaga kualitas layanan. Menurutnya, pelaku pariwisata harus bisa berkompetisi dengan standar internasional.
Arief mengatakan hal itu saat menyampaikan kata sambutan dan arahan pada focus group discussion (FGD) dalam rangka Forum Kerja Sama Industri Pariwisata yang diselenggarakan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) di Gedung Sapta Pesona Kemenpar, Jakarta Pusat, Selasa (7/3). FGD yang digelar di Balairung Soesilo Sudarman itu itu diikuti anggota GIPI, 37 asosiasi industri pariwisata dan jajaran eselon I Kemenpar.
BACA JUGA: Raja Salman Lebih Lama di Bali, Arief Yahya Ikut Happy
“Tourism itu service industry. Kalau mau menjadi global player, selalu gunakan global standard,” ujarnya.
FGD itu diarahkan untuk mendukung target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang pada 2017 ini dipatok di angka 15 juta. Karenanya, dari FGD itu diharapkan muncul strategi komprehensif untuk mempercepat kenaikan jumlah kunjungan wisman.
BACA JUGA: Rombongan Raja Salman Kunjungi Monkey Forest di Ubud
Selain itu, Arief juga mendorong pelaku industri pariwisata aktif menjual produk-produk wisata untuk meningkatkan jumlah wisman. “Melalui sales promotion, sales mission, fam-trip dan semacamnya yang diselenggarakan oleh pemerintah,” tutur menteri asal Banyuwangi itu.
Arief pun berbagi jurus-jurus yang bisa diterapkan oleh para pelaku industri pariwisata. Antara lain penggunaan platform digital agar pariwisata bisa semakin terjangkau.
BACA JUGA: Liburan Raja Salman Jadi Ajang Napak Tilas Pangeran
“Dalam platform digital itu ada excess economy yang bisa di-sharing sehingga biaya bisa menjadi lebih murah,” katanya.
Menteri yang juga kampiun di bidang digital marketing itu menjelaskan, saat ini handphone terutama telepon pintar sudah menjadi kebutuhan dasar. “Maka digitalisasi itu menjadi penting,” tegasnya.
Lebih lanjut mantan Direktur Utama Telkom Indonesia itu mendorong pelaku industri pariwisata untuk bisa inovatif dan menciptakan terobosan-terobosan di tengah keterbatasan. ”Saat ini pemerintah hanya mampu menyediakan 30 persen anggaran untuk pembangunan infrastruktur dan amenitas,” tuturnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setelah Bali dan Jakarta, Bintan Pikat Wisatawan
Redaktur & Reporter : Antoni