Menpar Pantau Keadaan Gunung Agung Hingga Pura Besakih

Jumat, 06 Oktober 2017 – 11:48 WIB
Foto udara Gunung Agung yang terlihat dari Kec Kubu, Bali, Rabu (27/9). kawasan desa mereka termasuk dalam peta zona merah kawasan rawan bencana berjarak 9 km dari Gunung Agung. Ilustrasi : Raka D/Jawa Pos

jpnn.com, BALI - Menpar Arief Yahya memastikan suasana Pulau Dewata Bali betul-betul aman.

Dia berkunjung hingga ke Pura Besakih, yang jaraknya hanya 9 km dari pusat erupsi Gunung Agung.

BACA JUGA: Promosi Pariwisata Makin Mengena, Wisman Tembus 1,4 Juta

Daerah “merah” hingga radius 12 km yang sudah harus dikosongi.

Dari pura terbesar di Bali yang berketinggian 950 meter dpl itu tinggal 2085 meter lagi sampai puncak kaldera gunung, yang persis di belakangnya.

BACA JUGA: Menpar: Ikonnya Borobudur, Destinasinya Joglosemar

“Ikuti saran dan anjuran pemerintah, itu yang terbaik,” tegas Arief.

Fenomena alam ini, kata Menpar Arief, tidak ada yang bisa memprediksi. Juga belum ada teknologi yang bisa menjangkau, untuk memastikan waktu, jam, dan tanggal erupsi.

BACA JUGA: Joey Alexander akan Gelar Konser di Balairung Sapta Pesona

Ditandai dengan tremor, getaran atau gempa kecil yang hitungannya hanya menit dan jam.

“Karena itu, instruksi Pak Gubernur sudah betul, di radius 12 km itu harus dikosongkan,” kata Arief Yahya.

Pasca penetapan status Awas di Gunung Agung, Karangasem, Bali, Kementerian Pariwisata seperti tak pernah berhenti memantau perkembangan menit per menit.

Menpar bahkan terjun langsung memantaunya sampai ke Pura Besakih, Kamis (5/10).

Dalam kunjungannya, Menpar didampingi Staf Khusus Bidang Komunikasi, Don Kardono, Kepala Dinas Pariwisata Bali, A.A Agung Yuni Budhiarta, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Arta Dipa, dan ketua STP Bali Dewa GN Byomantara.

Menpar Arief Yahya pun meminta masyarakat melalui agar mengikuti setiap imbauan yang dikeluarkan lembaga pemerintah yang berwenang.
Sedangkan untuk wisatawan, Menpar menyampaikan pesan agar tidak khawatir karena pemerintah sudah mempersiapkan rencana penanganan terhadap segala kemungkinan bencana.

"Crisis center-nya sudah dibuat diketuai oleh Pak Gubernur Bali. Karena ini di Bali, ikon pariwisata Indonesia, maka istilah Crisis Center itu diganti dengan Bali Tourism Hospitality. Harus satu pintu (informasinya). Beritanya nggak boleh simpang siur," ujarnya.

Selain itu, Menpar juga mengganti istilah “evakuasi” dengan “mengantarkan.”

Untuk memberi aksen pariwisata. “Biar tidak berkesan serem. Kita semua bergerak, dan mempersiapkan segala risiko yang bisa terjadi,” ungkapnya.

Arief menjelaskan, Kementerian Pariwisata telah memimpin pembentukan #BaliTourismHospitality, berkoordinasi dengan pelaku pariwisata di Bali.

Tim ini untuk memberi informasi kepada pelaku pariwisata ini sudah mulai berjalan sejak minggu lalu.

"Yang pertama kita harus menimbulkan rasa aman buat masyarakat sekitar Gunung Agung. Begitu juga untuk wisatawan, customer kita, segala sesuatunya sudah disiapkan untuk keamanan mereka juga," jelas Menpar.

Kementerian Pariwisata juga telah membuat skenario untuk mempertahankan wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang ada di Bali.
Menpar Arief Yahya mengatakan, dalam beberapa hari ke depan baik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara diarahkan liburan ke Lombok.

Skenarionya, Menpar menyebut 3A, Akses, Amenitas dan Atraksi. Khusus Akses, disiapkan alternatif jalan darat dan laut, jika bandara Ngurah Rai off.

"Kalau bulan ini terjadi anginnya ke barat, berarti skenario kami ke Lombok. Wisatawan yang ada di Bali akan disiapkan transportasi menuju Lombok," ujar Menpar Arief Yahya.

Skenario laut, para turis akan diangkut melalui moda transportasi laut dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur menuju Gilimanuk di Bali, pp.

Arief menambahkan, jika ada 60.000 orang, sebagian turis akan diangkut memakai kapal ferry. Sehingga ada sekitar lima unit kapal ferry yang disiapkan pemerintah.

"Kalau itu 5.000, kita ambil empat sampai lima kapal besar, seminggu selesai," cetus pria asal Banyuwangi ini.

Dalam peninjauannya ke Pura Besakih, Arief berdiskusi dengan tim Basarnas yang bertugas, masyarakat Bali, dan Wisman yang berkunjung ke Pura Besakih.

Di Pura Besakih sendiri sedang ada acara Sembahyang Purnama oleh masyarakat, pada hari itu untuk doa keselamatan bagi seluruh masyarakat Bali.

"Kami berharap semua dampak dapat diminimalisasi, utamanya yang berdampak pada sektor Pariwisata di Tanah Air,” katanya.

Soal Amenitas, Menpar berkoordinasi dengan PHRI dan industri pariwisata untuk menyiapkan diskon khusus pada wisatawan yang terpaksa harus tinggal lebih lama karena bandara off.

“Sedang disiapkan skenario, hari pertama diskon 100-80%, lalu diskon diturunkan secara bertahap,” tutur Arief.

Soal Atraksi, Menpar Arief meminta hotel, bandara di Lombok, pelabuhan, dan lokasi pengungsian untuk disiapkan hiburan. Biar mereka merasa nyaman, selama masa erupsi.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wonderful Indonesia Siap Unjuk Gigi di Korea


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenpar  

Terpopuler