jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah negara mengeluarkan imbauan bepergian (travel advisory) bagi warganya yang ingin melakukan perjalanan ke Indonesia, pascateror bom Surabaya. Di antaranya Amerika Serikat, Inggris, Australia, Hong Kong, hingga Singapura.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memahami keputusan negara-negara tersebut mengeluarkan travel advisory, ketika ada sebuah peristiwa di suatu negara. Namun, sejauh ini belum berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan mancanegara.
BACA JUGA: Baku Tembak, Densus 88Â Lumpuhkan Seorang Pria
"Travel advisory secara statistik belum banyak mempengaruhi, karena itu memang kewajiban bagi negara itu untuk mengingatkan agar tidak datang ke daerah tertentu di sebuah negara. Jadi tidak secara umum. Misalnya travel banned, begitu. Itu kan berat," ucap Arief di Istana Negara, Jakarta, Selasa (15/5).
Lagi pula, kata mantan direktur utama PT Telkom ini, jumlah wisman yang datang ke Kota Pahlawan juga tidak begitu signifikan. Sebab, ada banyak destinasi lain yang bisa dikunjungi di Tanah Air.
BACA JUGA: Aksi Teroris Beruntun, Polri dan BIN Perlu Dievaluasi
Bahwa peristiwa tersebut mempengaruhi citra Indonesia, Arief tidak memungikirinya. Namun, aksi teror bisa terjadi di kota mana saja di suatu negara.
Dan itu pasti berpengaruh secara umum pada negara tersebut. Di sinilah menurut dia perlu peran media.
BACA JUGA: Densus 88 Baku Tembak dengan Terduga Teroris di Surabaya
"Saya ingin ceritakan begini, misalkan London yang kena atau Birmingham yang kena. Kita merasa seluruh UK kena. Jadi kesan itu, maka media juga mohon mengisolasi. Tolong sebut juga, itu (Surabaya) jauh dari Bali, misalnya begitu," tutur Arief.
Dia pun memberikan contoh dari dampak dikeluarkannya travel advisory. Salah satunya dari pemerintah Australia yang beberapa kali menerbitkan imbauan tersebut.
Syukurnya hal itu tidak begitu berpengaruh pada kunjungan warga Aussie ke Indonesia.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengakuan Bocah Anak Pembuat Bom Sidoarjo Kepada Kapolri
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam