"Kinerja FLPP sangat buruk karena mencapai 44 persen. Hanya sekitar 54.000, dari 133.000 target jadi artinya sepanjang pemerintahan ini ternyata belum mampu memperbaiki," ungkap Panangian.
Ia menambahkan, ini merupakan bentuk kegagalan kementerian perumahan rakyat (Kemenpera) ditandai dengan penyerapan anggaran per Oktober ini baru sebesar 14%. "Daya serap kementerian terendah. Bulan Mei kementerian termalas dalam menyerap anggaran," ungkapnya.
Panangian pesimistis dengan target pemerintah tahun depan untuk pembangunan rumah sebanyak 350.000 unit yang terdiri dari 348.500 rumah tapak dan 1.500 rumah susun.
"Persoalannya ini di lingkungan kebijakan. Kalau saya sebagai pengamat mengatakan, target 348. 500 dan 1500 rumah susun. Ini luar biasa, dan saya sangat pesimis," tegasnya.
Menurutnya, perlu ada koordinasi yang lebih baik dari para pemangku kepentingan yang lain, diantaranya Perumnas, Real Estate Indonesia (REI), dan para pengembang yang lain.
"FLPP ini sejak 2 tahun terakhir tidak bagus kinerjanya, harus dilakukan terobosan oleh Kemenpera," tambahnya.
Salah satu caranya adalah dengan mengembalikan sistem pembelian rumah seperti yang dulu yakni melalui sistem subsidi selisih suku bunga. "Saya lebih setuju dikembalikan lagi dengan sistem yang dulu. Yaitu subsidi suku bunga dan uang muka. Selama 2013 kalau ingin tercapai dikembalikan lagi uang muka dengan subsidi selisih suku bunga," pungkasnya. (ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Premium Menghilang
Redaktur : Tim Redaksi