Menperin Airlangga Pilih Motor Listrik dengan Sistem Tukar Baterai

Rabu, 28 Agustus 2019 – 18:51 WIB
Menperin Airlangga Hartarto menjajal langsung motor listrik dengan sistem tukar baterai di Jakarta. Foto: Ridha/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Bagian dari sinergi Kementerian Perindustrian dengan New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), dalam mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menjajal langsung motor listrik dengan sistem ganti (swap) baterai.

"Motor listrik tanpa suara dan tenaganya besar, lebih besar dari kendaraan sejenis berbahan bakar bensin," seloroh Airlangga usai mencoba sepeda motor listrik dengan teknologi baterai swap di Gedung Kemenperin, Jakarta, Rabu (28/8).

BACA JUGA: Kemenperin Menguji Coba Motor Listrik dengan Sistem Swap Baterai di 3 Kota

BACA JUGA: Kemenperin Menguji Coba Motor Listrik dengan Sistem Swap Baterai di 3 Kota

Dalam pengujiannya, Airlangga menunggangi Honda PCX Electric dengan teknologi baterai swap. Baterainya sendiri merupakan produksi Panasonic yang masih diimpor.

BACA JUGA: Airlangga Diminta Arif Hadapi Aspirasi AMPG

Airlangga menegaskan, pemerintah terus berupaya mempercepat pertumbuhan industri sepeda motor listrik di dalam negeri. Upaya ini selaras dengan tren dunia yang terus bergerak ke penggunaan kendaraan yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Menurut Menperin, kebijakan pengembangan kendaraan ramah lingkungan tidak terlepas dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi CO2 sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen emisi CO2 dengan dukungan intrnasional pada 2030, menjaga energi sekuriti khususnya di sektor transportasi darat, dan mengurangi impor bahan bakar minyak.

BACA JUGA: Airlangga Hartarto Harus Jaga Soliditas Dukungan Hingga Munas Golkar

Pemerintah, kata Airlangga, menargetkan pertumbuhan produksi sepeda motor di tanah air dari tujuh juta pada 2018 menjadi 10 juta unit pada 2025, dengan 20 persen atau dua juta unitnya merupakan motor listrik.

"Peningkatan produksi tersebut tidak hanya untuk memenuhi pasar dalam negeri melainkan untuk memenuhi target ekspor satu juta kendaraan," sambung Airlangga.

Langkah strategis tersebut didukung melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Peraturan presiden itu akan menetapkan insentif fiskal, seperti insentif tarif impor untuk EV berbasis baterai, infrastruktur pendukung dan insentif pajak untuk investasi industri komponen EV melalui tax holiday dan tax allowance.

“Salah satu hal penting dalam percepatan industri kendraan listrik adalah penyiapan industri pendukungnya sehingga mampu meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri, terutama penyiapan industri Power Control Unit (PCU), motor listrik dan baterai,” tegasnya.

Saat ini, perkembangan investasi untuk Indonesia mampu memproduksi baterai kendaraan listrik hanya tinggal satu tahap lagi, yaitu investasi industri battery cell, sedangkan tahapan lainnya seperti mine concentrate serta refinery and electrochemical production telah ada investasi di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah. (mg8/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi Sebut Kabinet Sudah Final, Ketum Golkar Bilang Begini


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler