jpnn.com, KONAWE - Pertumbuhaan sektor industri logam di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pemerintah menyebut, sektor ini berperan besar dalam pembangunan serta perkembangan industri nasional.
“Pada 2018, pertumbuhan industri logam 7,6 persen. Ini menunjukkan peningkatan dibanding 2017 dan 2016, yang masing-masing adalah 6,33 persen dan 2,35 persen,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (25/2).
BACA JUGA: Menperin Raih Herman Johannes Award Bidang Industri 4.0
Dari 4 industri logam utama Indonesia, yaitu besi–baja, nikel, aluminium dan tembaga, hanya industri logam berbasis nikel dan tembaga yang memiliki neraca ekspor-impor yang positif.
“Industri logam dasar berbasis nikel memiliki pertumbuhan ekspor yang terbesar,” katanya.
BACA JUGA: Dampak Negatif Jika Freeport Bangun Smelter di Gresik
Hari ini Menperin datang untuk meresmikan fasilitas Pengembangan, Pengolahan dan Permurnian Nikel PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI).
“Kami menyambut baik proyek ini, karena direncanakan akan dilanjutkan menjadi industri yang terintegrasi dan akan menghasilkan stainless steel dengan rencana investasi mencapai 2 milyar USD.”
BACA JUGA: Menperin Ajak Anak Muda Rebut Kemajuan Ekonomi
Hal tersebut, menurut Airlangga, sangat mendukung program-program pemerintah, yaitu peningkatan nilai tambah sumber daya alam, hilirisasi industri, penyerapan tenaga kerja dan penyebaran industri di luar Pulau Jawa. (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menperin Resmikan Pabrik Karet Sintesis Pertama di Indonesia
Redaktur & Reporter : Wenri