jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dan Menteri Muda di bawa Menteri Eropa dan Luar Negeri Republik Perancis Jean-Baptiste Lemoyne, meresmikan pabrik PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI).
Pabrik itu akan memproduksi karet sintesis pertama di Indonesia. Kehadiran SRI diyakini memperkuat sektor manufaktur yang menghasilkan produk-produk bernilai tambah.
BACA JUGA: Menperin Minta Pengusaha Batam Tak Perlu Resah Soal FTZ
Selain itu, produk itu nantinya menggabungkan bahan baku Chandra Asri dan teknologi Michelin dengan mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi yang digunakan sebagai komponen utama untuk menghasilkan ban ramah lingkungan.
Airlangga menjelaskan, industri nasional saat ini dituntut untuk menghasilkan produk bernilai tambah. Salah satu upaya mendorong peningkatan daya saing industri nasional dilakukan melalui inovasi teknologi secara berkelanjutan.
BACA JUGA: Airlangga Dianggap Tokoh NU yang Tepat jadi Cawapres
"Guna merealisasikan visi tersebut, tidak cukup mengandalkan pertumbuhan organik semata, namun diperlukan terobosan di bidang industri melalui pemanfaatan teknologi terkini. Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mewujudkan visi Making Indonesia 4.0 untuk mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif atau menyeluruh," kata Airlangga di Cilegon, Kamis (29/11).
Salah satu strateginya adalah melalui perombakan alur produksi industri konvensional melalui inovasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
BACA JUGA: Mobil dari Indonesia Tak Laku di Vietnam, Ini Saran Menperin
“Pemerintah mengapresiasi langkah Michelin dan Chandra Asri dalam membangun industri manufaktur yang menghasilkan produk berdaya saing tinggi melalui pemanfaatan teknologi. Kehadiran SRI dapat memenuhi permintaan domestik maupun global dan berkontribusi langsung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara secara berkelanjutan,” jelas Airlangga.
Dalam kesempatan yang sama Presiden Direktur SRI Brad Karas mengatakan, SRI sebagai salah satu pionir di industri karet sintetis ini menggunakan teknologi baru untuk menghasilkan produk-produk bernilai tambah melalui kolaborasi dengan produsen ban inovatif dunia, Michelin dan perusahaan petrokimia terdepan di Indonesia.
"Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri bahwa pada hari ini kami berhasil meluncurkan produk karet sintetis di Indonesia dengan disaksikan langsung oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Kami percaya pabrik karet sintetis ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Brad pada peresmian SRI di Cilegon.
SRI merupakan perusahaan gabungan (joint venture) hasil kerja sama Michelin dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk yang didirikan pada 17 Juni 2013 lalu dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 55% dan 45%.
Nilai investasi dari hasil kerja sama tersebut mencapai US$ 435 juta. SRI menerima insentif tax holiday dari Pemerintah Indonesia.
SRI mulai berproduksi di bulan Agustus, sejalan dengan strategi Pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara melalui penguatan sektor manufaktur dalam negeri dan ekspor nasional. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menperin: Kebijakan Trump Bukan Ancaman Besar Bagi Indonesia
Redaktur & Reporter : Natalia